Rabu, 13 Februari 2013

MENGUAK PERGAULAN BEBAS MAHASISWA IBUKOTA (Di Balik Tabir Valentine Days)


Pergaulan bebas dikalangan remaja sudah sangat meresahkan. Di Inggris sebagai negara yang liberal, orangtua maupun para guru harus mengalami tingkat kecemasan yang sangat tinggi. Mereka harus selalu melakukan razia. Salah satu yang mencengangkan adalah anak laki-laki di tingkat sekolah dasar menukarkan foto-foto alat genital (kelamin) pacar mereka, seperti menukarkan gambar kartu pemain sepakbola dan anak-anak pelajar ini tidak bisa tidur jika tidak menonton hal2 porno (The Telegraph, 27 Januari 2013).
Di Indonesia pemuda pada saat ini tak jauh dari kondisi yang sama. Banten saja sebagai provinsi yang memiliki banyak kota dengan predikat agamisnya resah akibat fenomena pergaulan bebas dikalangan remaja. Kampus agama pun tak luput menjadi bagian dari remaja yang terdegradasi secara moral maupun akidahnya. Berdasarkan penelitian ditahun 2012 oleh salah seorang dosen perguruan tinggi negeri agama Islam 34 %  mahasiswanya sudah melakukan seks pra nikah. Lalu bagaimana dengan kampus-kampus lain? Tentunya bisa kita bayangkan kerusakan yang terjadi.  

Merayakan V-day = Pergaulan Bebas
Hari Valentine atau bisa juga disebut V-day memang bukan hal yang asing lagi didengar dikalangan pelajar maupun mahasiswa di Indonesia, bahkan sudah menjadi perayaan tahunan bagi mereka. Banyak cara yang dilakukan untuk merayakannya, mulai dari saling memberikan kartu berisi ungkapan-ungkapan cinta, puitis romantis, sampai booking hotel. Tentu kondisi ini seperti fakta gunung es, yang tidak terlihat justru jauh lebih banyak. Nampaknya semua orang telah terbius oleh perayaan V-day ini, dan lebih ironi lagi bahwa ternyata banyak dari pemuda muslimpun yang notabene mahasiswa muslim turut merayakannya tanpa melihat dan mencari tau lebih jelas terkait V-day ini.

Di negeri ini wabah pergaulan bebas menjadi ancaman yang serius bagi kelangsungan generasi. Semakin merajalelanya pergaulan bebas dideklarasikan hari kemaksiatan dunia yaitu Valentine day. Bagaimana tidak disebut menghalalkan perzinahan, dilingkungan kampus daerah Jogjakarta tahun lalu naiknya omset penjualan kondom. Penjualan alat kontrasepsi dan tes kehamilan di Yogyakarta melonjak 300 persen pada Hari Kasih Sayang atau Valentine Day. "Peningkatan sudah terjadi mulai dari akhir pekan lalu sampai hari ini," kata Vivin S., penjaga di Apotek-24, (Tempo, Selasa, 14 Februari 2012). Bahkan tahun 2012 lalu ada penjualan coklat yang berhadiah kondom, bukankah ini indikasi yang jelas bahwa perayaan Valentine day sama dengan hari pergaulan bebas.

Valentine sendiri memiliki berbagai definisi yaitu: Ensiklopedia Amerika (volume XIII/hal. 464) menyatakan, “Tanggal 14 Februari adalah hari perayaan modern yang berasal dari dihukum matinya seorang pahlawan kristen yaitu Santo Valentine pada tanggal 14 Februari 270 M”.Ensiklopedia Amerika (volume XXVII/hal. 860) menyebutkan, “Yaitu sebuah hari dimana orang-orang yang sedang dilanda cinta secara tradisional saling mengirimkan pesan cinta dan hadiah-hadiah. Yaitu hari dimana Santo Valentine mengalami martir (seorang yang mati sebagai pahlawan karena mempertahankan kepercayaan/keyakinan)”. Ensiklopedia Britania (volume XIII/hal. 949), “Valentine yang disebutkan itu adalah seorang utusan dari Rhaetia dan dimuliakan di Passau sebagai uskup pertama”. Semua definisi ini mengerucut pada satu kesimpulan bahwa Valentine tidak berasal dari Islam.

V-day=Perusakan Akidah dan Jualan Kapitalisme

Jika dicermati, banyaknya pemuda muslim yang turut merayakan V-day dipengaruhi oleh dua faktor utama. Pertama, adalah faktor internal yaitu minimnya pemahaman mereka tentang hakikat perayaan tersebut. Pemuda muslim tidak memahami latar belakang dan sejarah munculnya V-day yang sangat jelas bukan berasal dari Islam. Di sisi lain, pemahaman terhadap ajaran Islam pun sangat lemah. Akidah yang tidak menancap kuat dan ketidaktahuan akan hukum-hukum Islam terkait dengan perbuatan membuat mereka tidak memiliki kemampuan menyaring, memilah atau membandingkan suatu perbuatan apakah diperbolehkan dalam Islam atau tidak? Akhirnya, tanpa disadarinya pemuda muslim yang seharusnya menjadi agen perubahan kini hanya menjadi pengikut arus kehidupan yang penuh dengan nafas kebebasan. Lemahnya akidah inipun sangat mempengaruhi kontrol masyarakat tehadap pelaku kemaksiyatan, bahkan tak jarang yang justru memfasilitasinya seperti perayaan V-day ini.

Kedua adalah faktor eksternal yaitu telah terjadinya pembentukan atau pembudayaan (nurture) perayaan V-day ini oleh sistem ekonomi yang hidup pada saat ini, yaitu kapitalisme. Kapitalisme telah membuka kran liberalisme dengan selebar-lebarnya sehingga dengan sangat mudah budaya-budaya yang bertentangan dengan Islam masuk tanpa filter (penyaringan)terlebih dahulu, bahkan negara yang berasaskan kapitalisme ini membiarkan dan mefasilitasi perayaan V-day, ini terlihat dari produk di mall-mall, cafe hingga media massa baik cetak maupun elektronik dengan gencar mempromosikan perayaan V-day yang sarat nilai-nilai liberalisme dan sensualitas. Sehingga dengan adanya opini terus menerus seperti ini pemuda Islam dengan lemahnya pemahaman mereka terhadap syariat islam akan terbentuk menjadi pemuda-pemuda hedonis yang hanya memperdulikan kesenangan jasmaninya semata, menjadi sesuatu yang sebenarnya tak diinginkan.inilah yang dikatakan Samuel Zweimer dalam konferensi gereja di Quds (1935): “Misi utama kita bukan menghancurkan kaum Muslim. Sebagai seorang Kristen tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas yang hanya mengejar kepuasan hawa nafsu”.

Pandangan Islam

V-day adalah kemaksiatan dalam bentuk pergaulan bebas yang diakomodir dan disosialisasikan dengan baik oleh masyarakat melalui media maupun melalui bar, hotel, restauran, mall yang mengumbar perayaan kemaksiatan ini. Pandangan Islam terkait perayaan V-day ini adalah melarang tasyabbuh (menyerupai) terhadap kebiasaan orang-orang kafir. Rasululllah saw bersabda:  مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum tersebut”.HR. Abu Daud

Maka sangat jelas pemuda/mahasiswa muslim wajib meninggalkan liberalisme yang merupakan cara pergaulan orang-orang kafir. Pemuda wajib memiliki imun yang memiliki kekuatan super untuk membentengi diri dari bahaya liberalisme melalui V-day, dengan memberikan pemahaman Islam kepada mereka khususnya mengenai pergaulan atau interaksi antara lawan jenis. Islam telah mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk mengatur pergaulan atau interaksi antara lawan jenis. Aturan Islam sudah jelas dan tegas dalam wahyunya Allah SWT. melarang mendekati zina  وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” QS. Al-Isro : 23
Rosulullah SAW. bersabda :
لَايَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِاِمْرَأَةٍ إِلَّا مَعَ ذِيْ مَحْرَمٍ
“Jangan sekali-sekali salah seorang kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram” (HR. Al-Bukhori)

Selain itu Islam memerintahkan laki-laki dan perempuan untuk menjaga pandangnya dan menjaga kemaluannya (lihat QS. An-Nuur : 30-31). Selain itu kerusakan generasi sudah dijamin oleh Allah dengan maraknya pergaulan bebas karena  manusia sudah menganggapnya sebagai kewajaran. Bahkan ancaman akan azabnya pun Allah SWT telah sampaikan, dalam hadist dari Hakim. “Apabila zina dan riba telah merajalela dalam suatu negeri, maka azab Allah akan ditimpakan pada penduduknya.” (HR. Hakim)

Jelaslah pandangan Islam terhadap pergaulan bebas maupun V-day sebagai hari perayaannya. Namun tidak cukup untuk mengatasi wabah pergaulan bebas ini dengan peran individu yang peduli atau mengandalkan ulama saja. Sebagai individu mereka tidak benar-benar mampu membentengi setiap individu dari pergaulan bebas, jika tenyata hal-hal yang mampu mendorong mereka untuk melakukan hal tersebut masih diproduksi dan dipromosikan terus-menerus. Disinilah diperlukannya peran masyarakat dan negara.

Pada negara tumpuan yang mempunyai peran paling strategis untuk menutup kran liberalisme serapat-rapatnya. Meniadakan segala sesuatu yang mampu mendorong pemuda kembali menjadi masyarakat hedonis. Maka dari itu negara wajib menerapkan aturan Islam secara sempurna, menjamin terlaksananya aturan-aturan Islam dengan baik. Tentu hal ini tidak akan dicapai jika kapitalisme masih menjadi ideologi bagi negara ini. Khilafah merupakan kepemimpinan umum bagi umat muslim, yang akan menerapkan aturan Islam secara sempuna. Inilah yang sesungguhnya dibutuhkan dan harus diperjuangkan oleh pemuda muslim.

Wallahu’alam bi shawab


Tidak ada komentar:

Posting Komentar