Pergaulan bebas dikalangan remaja sudah
sangat meresahkan. Di Inggris sebagai negara yang liberal, orangtua maupun para
guru harus mengalami tingkat kecemasan yang sangat tinggi. Mereka harus selalu
melakukan razia. Salah satu yang mencengangkan adalah anak laki-laki di tingkat
sekolah dasar menukarkan foto-foto alat genital (kelamin) pacar mereka, seperti
menukarkan gambar kartu pemain sepakbola dan anak-anak pelajar ini tidak bisa
tidur jika tidak menonton hal2 porno (The Telegraph, 27 Januari 2013).
Di Indonesia pemuda pada saat ini tak
jauh dari kondisi yang sama. Banten saja sebagai provinsi yang memiliki banyak
kota dengan predikat agamisnya resah akibat fenomena pergaulan bebas dikalangan
remaja. Kampus agama pun tak luput menjadi bagian dari remaja yang terdegradasi
secara moral maupun akidahnya. Berdasarkan penelitian ditahun 2012 oleh salah
seorang dosen perguruan tinggi negeri agama Islam 34 % mahasiswanya sudah
melakukan seks pra nikah. Lalu bagaimana dengan kampus-kampus lain? Tentunya
bisa kita bayangkan kerusakan yang terjadi.
Merayakan V-day = Pergaulan Bebas
Hari Valentine atau bisa juga disebut
V-day memang bukan hal yang asing lagi didengar dikalangan pelajar maupun
mahasiswa di Indonesia, bahkan sudah menjadi perayaan tahunan bagi mereka.
Banyak cara yang dilakukan untuk merayakannya, mulai dari saling memberikan
kartu berisi ungkapan-ungkapan cinta, puitis romantis, sampai booking hotel.
Tentu kondisi ini seperti fakta gunung es, yang tidak terlihat justru jauh
lebih banyak. Nampaknya semua orang telah terbius oleh perayaan V-day ini, dan
lebih ironi lagi bahwa ternyata banyak dari pemuda muslimpun yang notabene
mahasiswa muslim turut merayakannya tanpa melihat dan mencari tau lebih jelas
terkait V-day ini.
Di negeri ini wabah pergaulan bebas
menjadi ancaman yang serius bagi kelangsungan generasi. Semakin merajalelanya
pergaulan bebas dideklarasikan hari kemaksiatan dunia yaitu Valentine day.
Bagaimana tidak disebut menghalalkan perzinahan, dilingkungan kampus daerah
Jogjakarta tahun lalu naiknya omset penjualan kondom. Penjualan alat
kontrasepsi dan tes kehamilan di Yogyakarta melonjak 300 persen pada Hari Kasih
Sayang atau Valentine Day. "Peningkatan sudah terjadi mulai dari akhir
pekan lalu sampai hari ini," kata Vivin S., penjaga di Apotek-24, (Tempo,
Selasa, 14 Februari 2012). Bahkan tahun 2012 lalu ada penjualan coklat yang
berhadiah kondom, bukankah ini indikasi yang jelas bahwa perayaan Valentine day
sama dengan hari pergaulan bebas.
Valentine sendiri memiliki berbagai
definisi yaitu: Ensiklopedia Amerika (volume XIII/hal. 464) menyatakan,
“Tanggal 14 Februari adalah hari perayaan modern yang berasal dari dihukum
matinya seorang pahlawan kristen yaitu Santo Valentine pada tanggal 14 Februari
270 M”.Ensiklopedia Amerika (volume XXVII/hal. 860) menyebutkan, “Yaitu sebuah
hari dimana orang-orang yang sedang dilanda cinta secara tradisional saling
mengirimkan pesan cinta dan hadiah-hadiah. Yaitu hari dimana Santo Valentine
mengalami martir (seorang yang mati sebagai pahlawan karena mempertahankan
kepercayaan/keyakinan)”. Ensiklopedia Britania (volume XIII/hal. 949),
“Valentine yang disebutkan itu adalah seorang utusan dari Rhaetia dan
dimuliakan di Passau sebagai uskup pertama”. Semua definisi ini mengerucut pada
satu kesimpulan bahwa Valentine tidak berasal dari Islam.
V-day=Perusakan Akidah dan Jualan
Kapitalisme
Jika dicermati, banyaknya pemuda muslim
yang turut merayakan V-day dipengaruhi oleh dua faktor utama. Pertama, adalah
faktor internal yaitu minimnya pemahaman mereka tentang hakikat perayaan
tersebut. Pemuda muslim tidak memahami latar belakang dan sejarah munculnya
V-day yang sangat jelas bukan berasal dari Islam. Di sisi lain, pemahaman
terhadap ajaran Islam pun sangat lemah. Akidah yang tidak menancap kuat dan
ketidaktahuan akan hukum-hukum Islam terkait dengan perbuatan membuat mereka
tidak memiliki kemampuan menyaring, memilah atau membandingkan suatu perbuatan
apakah diperbolehkan dalam Islam atau tidak? Akhirnya, tanpa disadarinya pemuda
muslim yang seharusnya menjadi agen perubahan kini hanya menjadi pengikut arus
kehidupan yang penuh dengan nafas kebebasan. Lemahnya akidah inipun sangat
mempengaruhi kontrol masyarakat tehadap pelaku kemaksiyatan, bahkan tak jarang
yang justru memfasilitasinya seperti perayaan V-day ini.
Kedua adalah faktor eksternal yaitu
telah terjadinya pembentukan atau pembudayaan (nurture) perayaan V-day ini oleh
sistem ekonomi yang hidup pada saat ini, yaitu kapitalisme. Kapitalisme telah
membuka kran liberalisme dengan selebar-lebarnya sehingga dengan sangat mudah
budaya-budaya yang bertentangan dengan Islam masuk tanpa filter
(penyaringan)terlebih dahulu, bahkan negara yang berasaskan kapitalisme ini
membiarkan dan mefasilitasi perayaan V-day, ini terlihat dari produk di
mall-mall, cafe hingga media massa baik cetak maupun elektronik dengan gencar
mempromosikan perayaan V-day yang sarat nilai-nilai liberalisme dan
sensualitas. Sehingga dengan adanya opini terus menerus seperti ini pemuda
Islam dengan lemahnya pemahaman mereka terhadap syariat islam akan terbentuk
menjadi pemuda-pemuda hedonis yang hanya memperdulikan kesenangan jasmaninya
semata, menjadi sesuatu yang sebenarnya tak diinginkan.inilah yang dikatakan
Samuel Zweimer dalam konferensi gereja di Quds (1935): “Misi utama kita
bukan menghancurkan kaum Muslim. Sebagai seorang Kristen tujuan kalian adalah
mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan
kehendak kaum penjajah, generasi malas yang hanya mengejar kepuasan hawa nafsu”.
Pandangan Islam
V-day adalah kemaksiatan dalam bentuk
pergaulan bebas yang diakomodir dan disosialisasikan dengan baik oleh masyarakat
melalui media maupun melalui bar, hotel, restauran, mall yang mengumbar
perayaan kemaksiatan ini. Pandangan Islam terkait perayaan V-day ini adalah
melarang tasyabbuh (menyerupai) terhadap kebiasaan orang-orang kafir.
Rasululllah saw bersabda: مَنْ
تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barang siapa yang menyerupai suatu
kaum maka ia termasuk kaum tersebut”.HR. Abu Daud
Maka sangat jelas pemuda/mahasiswa
muslim wajib meninggalkan liberalisme yang merupakan cara pergaulan orang-orang
kafir. Pemuda wajib memiliki imun yang memiliki kekuatan super untuk
membentengi diri dari bahaya liberalisme melalui V-day, dengan memberikan
pemahaman Islam kepada mereka khususnya mengenai pergaulan atau interaksi
antara lawan jenis. Islam telah mengatur seluruh aspek kehidupan manusia,
termasuk mengatur pergaulan atau interaksi antara lawan jenis. Aturan Islam
sudah jelas dan tegas dalam wahyunya Allah SWT. melarang mendekati zina وَلَا تَقْرَبُوا
الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ
فَاحِشَةً
وَسَاءَ سَبِيلًا
“dan janganlah kamu mendekati zina,
sesungguhnya zina itu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” QS.
Al-Isro : 23
Rosulullah SAW. bersabda :
لَايَخْلُوَنَّ
أَحَدُكُمْ
بِاِمْرَأَةٍ
إِلَّا مَعَ ذِيْ
مَحْرَمٍ
“Jangan sekali-sekali salah seorang
kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram” (HR.
Al-Bukhori)
Selain itu Islam memerintahkan
laki-laki dan perempuan untuk menjaga pandangnya dan menjaga kemaluannya (lihat
QS. An-Nuur : 30-31). Selain itu kerusakan generasi sudah dijamin oleh Allah
dengan maraknya pergaulan bebas karena manusia sudah menganggapnya
sebagai kewajaran. Bahkan ancaman akan azabnya pun Allah SWT telah sampaikan,
dalam hadist dari Hakim. “Apabila zina dan riba telah merajalela
dalam suatu negeri, maka azab Allah akan ditimpakan pada penduduknya.” (HR.
Hakim)
Jelaslah pandangan Islam terhadap
pergaulan bebas maupun V-day sebagai hari perayaannya. Namun tidak cukup untuk
mengatasi wabah pergaulan bebas ini dengan peran individu yang peduli atau
mengandalkan ulama saja. Sebagai individu mereka tidak benar-benar mampu
membentengi setiap individu dari pergaulan bebas, jika tenyata hal-hal yang
mampu mendorong mereka untuk melakukan hal tersebut masih diproduksi dan
dipromosikan terus-menerus. Disinilah diperlukannya peran masyarakat dan
negara.
Pada negara tumpuan yang mempunyai
peran paling strategis untuk menutup kran liberalisme serapat-rapatnya.
Meniadakan segala sesuatu yang mampu mendorong pemuda kembali menjadi
masyarakat hedonis. Maka dari itu negara wajib menerapkan aturan Islam secara
sempurna, menjamin terlaksananya aturan-aturan Islam dengan baik. Tentu hal ini
tidak akan dicapai jika kapitalisme masih menjadi ideologi bagi negara ini.
Khilafah merupakan kepemimpinan umum bagi umat muslim, yang akan menerapkan
aturan Islam secara sempuna. Inilah yang sesungguhnya dibutuhkan dan harus
diperjuangkan oleh pemuda muslim.
Wallahu’alam bi shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar