Senin, 20 Mei 2013

Hizbut Tahrir Adalah Partai Politik Yang Berdiri Sendiri Tidak Mewakili dan Tidak Diwakili Oleh Siapapun



Peringatan dan Penjelasan
Hizbut Tahrir Adalah Partai Politik Yang Berdiri Sendiri Tidak Mewakili dan Tidak Diwakili Oleh Siapapun!

Sudah seringkali sejumlah media keliru dalam pemberitaan mereka tentang berbagai peristiwa, khususnya  di Suriah, dan juga di negara-negara lainnya, yaitu antara sikap Hizbut Tahrir dan metodenya dengan sikap dan aktivitas organisasi serta gerakan-gerakan Islam lainnya, dimana mereka memiliki metode berpikir dan aktivitas yang berbeda dari Hizbut Tahrir.
Inilah penjelasan yang perlu kami sampaikan:
1 – Hizbut Tahrir adalah partai politik berideologikan Islam, beraktivitas untuk memulai kembali cara hidup Islam, menempuh metode syar’iy dalam pendirian negara Khilafah, dan berdasarkan pada amal (aktivitas) Rasulullah Saw.
2 – Hizbut Tahrir telah menetapkan metode aktivitasnya, yaitu melakukan pergolakan pemikiran dan perjuangan politik. Hizbut Tahrir menolak untuk melakukan aktivitas fisik (kekerasan), sebab Hizbut Tahrir berkomitmen dengan metode dakwah Rasulullah Saw.
3 – Usaha Hizbut Tahrir untuk mendirikan negara khilafah adalah bentuk komitmen terhadap hukum syara’ yang mewajibkan seluruh umat Islam untuk segera melakukan aktivitas guna menghancurkan sistem kufur yang dipaksakan oleh Barat terhadap umat Islam, serta segera membaiat Khalifah yang akan menjalankan hukum Allah. Mendirikan Khilafah bukanlah monopoli dan komoditi Hizbut Tahrir sendirian, melainkan kewajiban seluruh kaum Muslim.
4 – Ada organisasi, gerakan dan kelompok dengan berbagai metode yang bertujuan mendirikan negara Islam atau negara Khilafah. Meski kami di Hizbut Tahrir mengingatkan seluruh umat akan kewajibannya untuk mendirikan Khilafah, namun kami tidak terkait dengan kelompok manapun, dan kami tidak memiliki hubungan organisasi dengan salah satu dari mereka, juga Hizbut Tahrir tidak memiliki cabang, sayap atau organisasi lainnya yang berbeda. Hizbut Tahrir selalu beraktivitas terbuka hanya dengan menggunakan namanya saja. Sebab bukan metode Hizbut Tahrir bersembunyi di balik nama atau badan lainnya.
5 – Para syabab (aktivis) Hizbut Tahrir dalam berbagai aktivitas dan kegiatannya mengusung bendera Islam, bendera tauhid, yang terdiri dari dua jenis: râyah dan liwâ, yang masing-masing bertuliskan kalimah syahadah “Lâ Ilâha Illallah Muhammad Rasûlullah, tiada Tuhan selain Allah Muhammad utusan Allah”, dengan latar belakang warna putih (liwâ) dan warna hitam (râyah). Mereka tidak menggunakan simbol atau bendera lainnya. Râyatul Uqâb (kedua bendera tersebut) adalah bendera kaum Muslim. Jadi, apabila bendera itu diusung oleh satu orang, atau beberapa, atau oleh atau kelompok lain, maka apapun alasannya hal itu tidak berarti bahwa mereka dipastikan memiliki hubungan organisasi dengan Hizbut Tahrir.
6 – Hizbut Tahrir mempunyai perwakilan untuk media informasi di setiap wilayah aktivitasnya. Hizbut Tahrir menerbitkan sejumlah nasyrah (publikasi) yang menjelaskan sikapnya terhadap setiap peristiwa dan permasalahan dengan dilampiri tanda tangannya. Jadi, sebaiknya media teliti dalam menyampaikan dan menghubungkan sikap dan pendapat Hizbut Tahrir. Dan sebaiknya media menghubungi Media Informasi Hizbut Tahrir yang tersebar dan mudah ditemukan, termasuk Media Pusat Informasi Hizbut Tahrir di Beirut. Mereka tidak akan menemukan kesulitan untuk berkomunikasi dengan perwakilan Hizbut Tahrir. Kami juga berharap opini publik yang jelas, sehingga mengedepankan kejujuran dalam mengopinikan pemikiran dan pendapat yang dihubungkan pada Hizbut Tahrir, apakah dengan tujuan baik atau sebaliknya.
7 – Hizbut Tahrir memiliki sikap yang jelas dan gamblang berdasarkan pandangan syara’ dalam menghukumi pemahaman dan keyakinan, baik yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri sendiri, seperti sekularisme, nasionalisme, demokrasi dan pemahaman lainnya, semisal sosialisme, kapitalisme dan kedaulatan milik rakyat bukan milik syara’. Semua itu merupakan pemahaman (konsep) berbahaya yang sama sekali ditolak oleh Islam.
8 – Hizbut Tahrir tidak menerima bantuan dari negara kafir manapun, juga dari rezim boneka negara asing manapun, bahkan Hizbut Tahrir berusaha untuk menghancurkan entitas yang dibuat oleh kaum kafir Barat ini, dimana dengannya kaum kafir Barat telah mencerai-beraikan persatuan umat Islam.
9 – Sementara sikap Hizbut Tahrir terhadap kelompok-kelompok Islam adalah membangun komunikasi dengan mereka, dan saling menasihati demi aktivitas untuk mendirikan negara Khilafah, selama metode mereka masih sejalan dengan akidah Islam dan syariah Islam. Sebelumnya Hizbut Tahrir telah mengambil beberapa sikap dalam menolong saudara-saudaranya, kaum Muslim, di antara gerakan-gerakan Islam, ketika mereka mengalami ketidakadilan dari rezim zalim dan penindas, meski ada perbedaan ide dan ijtihad dalam beberapa persoalan. Sehingga apabila dari mereka ada yang berusaha menakwilkan dan membenarkan pemahaman (konsep) yang sesat, maka dengan ikhlas dan tulus kami berusaha menasihatinya, dengan harapan mereka kembali pada kebenaran, baik perkataan maupun perbuatan.
Utsman Bakhasy
Direktur Pusat Media Informasi Hizbut Tahrir
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 22/3/2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar