Rabu, 02 Oktober 2013

Model Porno Pemenangnya, Pendukung Miss World Mestinya Malu

Pengamat Sosial Iwan Januar menyatakan kemenangan model porno Megan Young sebagai Miss World 2013 adalah bukti bahwa moral dan etika cuma untuk seru-seruan, bukan kriteria sebenarnya. “Semestinya elemen-elemen masyarakat — apalagi elemen Islam — yang mendukung kontes Miss World malu dan secara arif mengakui mereka salah,” tegasnya kepada mediaumat.com (30/9) melalui surat elektronik.
Menurutnya, tabiat penyelenggaraan Miss World meski digelar di Indonesia, hanya mengedepankan fisik dan sama sekali tidak berubah. Fisiklah yang jadi ukuran utama dalam kontes ini bukan behavior seperti yang didengang-dengungkan panitia dan para pendukung kontes ini.
“Semua orang tahu Megan Young itu model porno. Dia tidak malu tampil buka-bukaan di beberapa majalah dan situs. Lalu dimana letak behaviornya? Mana kepribadian luhur yang katanya dikedepankan di kontes ini? Kalau cuma sekedar berkebaya atau tampil dengan busana daerah itu kan hanya sesaat. Sementara tabiat aslinya mereka tidak punya rasa malu dan etika. Kalau memang etika menjadi salah satu pertimbangan kuat di kontes ini harusnya perempuan seperti itu tidak bakal jadi pemenang, kan? Nyatanya dia menang, artinya kontes yang menjunjung adat timur cuma kamuflase saja.”
Sedangkan panitia penyelenggara sekaligus juri Liliana Tanoesoedibjo menyatakan model porno tersebut  adalah kontestan yang cocok mendapatkan mahkota Miss World. “”Saya melihat dan menilai Megan berbeda dengan yang lain, orangnya sangat persistent (gigih) dan menguasai segala keadaan,” kata istri Cawapres dari Partai Hanura tersebut kepada Okezone usai malam final Miss World 2013 di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Sabtu (29/9).[] Joko Prasetyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar