Selasa, 23 April 2013

Membangun Kesadaran Politik Anak



Politik (siyâsah) dalam pandangan Islam berarti pengaturan urusan umat, baik untuk urusan dalam maupun luar negeri, dengan cara Islam. Jadi politik pada dasarnya bukanlah kegiatan yang kotor sehingga tidak boleh dijauhi. Memimpin dan mengatur urusan umat serta mengadakan perbaikan yang bermanfaat untuk kehidupan di dunia dan akhirat adalah inti dari tujuan politik. Jadi, politik itu sangatlah penting. Tidak akan tegak kehidupan manusia tanpa politik. Namun, tidak akan menjadi baik kehidupan sebuah masyarakat tanpa politik yang islami.

Banyaknya persoalan umat yang tidak terselesaikan yang membuat keadaan umat semakin buruk tidak lain karena syariah Islam tidak diterapkan dalam kehidupan. Rasulullah saw. telah mengingatkan dalam hadisnya:

مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللهِ تَعَالَى وَالْمُدَّهِنِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فِي الْبَحْرِ فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا وَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلاَهَا فَكَانَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا يَصْعَدُونَ فَيَسْتَقُونَ الْمَاءَ فَيَصُبُّونَ عَلَى الَّذِينَ فِي أَعْلاَهَا فَقَالَ الَّذِينَ فِي أَعْلاَهَا لاَ نَدَعُكُمْ تَصْعَدُونَ فَتُؤْذُونَنَا فَقَالَ الَّذِينَ فِي أَسْفَلِهَا فَإِنَّنَا نَنْقُبُهَا مِنْ أَسْفَلِهَا فَنَسْتَقِي قَالَ فَإِنْ أَخَذُوا عَلَى أَيْدِيهِمْ فَمَنَعُوهُمْ نَجَوْا جَمِيعًا وَإِنْ تَرَكُوهُمْ غَرِقُوا جَمِيعًا

Perumpamaan orang yang menjaga dan menerapkan batas (peraturan) Allah adalah laksana kelompok penumpang kapal yang mengundi tempat duduk mereka. Sebagian mereka mendapat tempat di bagian atas, sebagian lain di bagian bawah. Jika mereka membutuhkan air, merek harus berjalan melewati bagian atas kapal. Mereka lalu berujar, “Bagaimana jika kami lubangi saja bagian bawah kapal ini (untuk mendapatkan air), toh hal itu tidak menyakiti orang yang berada di bagian atas.” Jika mereka menghalangi dan mencegahnya, selamatlah mereka semua. Sebaliknya, jika mereka biarkan, maka tenggelamlah mereka semua (HR Ahmad).

Karena itu, adanya kesadaran politik Islam juga sangat penting. Dari kesadaran politik ini, umat menjadi tahu tentang bagaimana semestinya hidup diri dan masyarakatnya diatur sesuai dengan aturan Islam. Ketika pengaturan yang islami itu tidak ada maka ia akan berusaha atau berjuang untuk mewujudkannya. Inilah hakikat dari perjuangan atau dakwah politik. Agar kelak ketika dewasa kesadaran politik Islam sudah tertanam, kesadaran politik perlu dibangun sejak dari masa anak-anak.


Kiat-kiat

1. Memberi pemahaman tentang politik yang benar.

Pemahaman yang benar tentang makna politik sangat penting diberikan kepada anak agar anak tidak memahami politik secara salah seperti yang berkembang di tengah-tengah masyarakat saat ini. Anak juga harus diberi gambaran tentang pentingnya aktivitas politik untuk umat. Jelaskan juga apa yang akan terjadi jika aktivitas politik ini tidak dilakukan; bagaimana pula jika aktivitas politik itu dilakukan bukan berdasarkan Islam. Kalau diperlukan lengkapi dengan dalil-dalil dan contoh-contoh yang bisa dipahami oleh anak.

2. Melibatkan anak dalam dakwah.

Aktivitas politik Islam tidak lepas dari aktivitas amar makruf nahi mungkar (dakwah). Melibatkan anak dalam aktivitas dakwah merupakan pembelajaran politik yang bisa langsung dirasakan oleh anak. Ajaklah anak turut serta ketika kita menjadi peserta atau pembicara dalam pengajian, diskusi seminar atau bahkan aksi-aksi protes di jalanan. Sesampai di rumah, anak bisa diminta pendapatnya tentang kegiatan yang baru saja ia ikuti. Bisa juga ditanya tentang materi yang disampaikan orang tua, respon atau tanggapan para peserta, bahkan mungkin tanpa kita duga ia juga mempunyai kritik dan saran buat kita. Namun, sebelum memutuskan untuk mengajak anak tentu harus dipertimbangkan kondisi kesiapan anak. Lakukan persiapan seperlunya agar anak di sana bisa merasa nyaman dan tidak malah menimbulkan masalah.

3. Diskusi politik.

Ketika tengah melihat televisi atau membaca koran biasanya ada topik yang menarik. Misalnya soal perlawanan anak-anak Palestina, atau mungkin ada berita musibah banjir, gunung meletus, tsunami yang menimbulkan kerusakan hebat dan penderitaan yang meluas; atau soal kehidupan sebagian anggota masyarakat yang miskin dan cacat. Semua itu bisa menjadi bahan perbincangan yang hangat dengan anak-anak. Bagus jika anak sudah langsung bisa berkomentar dan memberikan pendapat. Kita tinggal menambahi atau memberikan arahan serta solusi menurut Islam. Kalau anak-anak belum memberikan respon, kita bisa memancingnya dengan bertanya kepada mereka, apa tanggapannya setelah melihat itu semua. Bukan hanya tanggapan, jika perlu, ajaklah anak memberikan respon secara kongkrit; misalnya mengumpulkan uang dari sebagian tabungan mereka untuk membantu anak-anak yang terkena musibah yang dia lihat di televisi. Bisa juga dengan mengajak mereka berdoa bersama-sama setelah selesai shalat berjamaah agar Allah memberikan pertolongan kepada mereka. Jangan lupa biasakan anak juga berdoa untuk keselamatan dan kejayaan umat Islam di seluruh dunia.

Cara ini sangat efektif untuk mengajak anak peduli terhadap persoalan umat. Salah satu kelemahan umat Islam saat ini adalah ketidakpeduliannya terhadap berbagai persoalan yang menimpa umat Islam di dunia. Penindasan, pembunuhan dan pembantaian terhadap kaum muslimin di Irak atau Palestina, misalnya, tidak lagi menjadi perhatian seluruh kaum Muslim. Lebih banyak umat Islam diam dan sibuk dengan urusan pribadi serta keluarganya masing-masing. Jelaskan kepada anak bahwa itu bukanlah sikap seorang Muslim. Seorang Muslim mestinya seperti kata Rasulullah, peduli terhadap keadaan Muslim yang lain. Karena itu, sampaikan kepada mereka hadis Rasul saw.:

Siapa saja yang bangun pagi hari dan tidak memikirkan urusan kaum Muslim, maka dia tidak termasuk golongan mereka (HR ath-Thabrani).

Jelas sekali, kepedulian terhadap persoalan umat Islam harus mulai ditumbuhkan kepada anak-anak sejak dini. Televisi, radio, majalah atau koran yang ada bisa dijadikan sarana untuk menumbuhkan kepedulian itu, bukan sekadar alat hiburan semata.

4. Mengajak anak ikut Masîrah.

Masîrah (longmarch) merupakan bentuk aktivitas politik untuk memberikan koreksi kepada penguasa ketika mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak membela kepentingan umat, atau ketika mereka lalai bahwa sesungguhnya tugas utama penguasa adalah mengurusi kepentingan umat. Kegiatan ini bisa dijadikan sebagai pembelajaran politik kepada anak sekaligus rekreasi politik keluarga. Pekikan takbir, terikan semangat yang menggetarkan, lagu-lagu islami penegakkan syariah dan Khilafah akan memberikan pengalaman baru buat anak. Jangan heran kalau kemudian anak-anak terbiasa dengan kata-kata Allahu Akbar, Tegakkan Syariah dan Khilafah, dll. Aktivitas ini juga bisa dijadikan sarana untuk menstimulasi perkembangan sosialnya. Ketika anak berada dalam kerumunan orang banyak, secara tidak langsung anak akan belajar mengenal banyak orang dengan karakter yang berbeda-beda. Sebelum mengajak anak masîrah tentu harus diperhatikan kondisi fisik anak. Persiapkan perbekalan dan keperluan anak sebaik mungkin, agar kenyamanan anak tidak terganggu.

5. Mengenalkan negeri-negeri Muslim.

Anak perlu dikenalkan pada wilayah-wilayah negeri-negeri Muslim yang pernah mengalami kejayaan ketika Islam ditegakkan. Jelaskan kepada anak awal mula terpecahnya negeri-negeri Muslim, kemunduran dan kelemahan ketika negeri-negeri Muslim tidak bersatu, dan perlunya pemimpin yang menyatukannya. Dengan memberikan gambaran yang jelas kepada anak, diharapkan anak akan tergugah dan termotivasi untuk turut berjuang menyatukan kembali negeri-negeri Muslim yang terpecah-pecah. Jika ada dana yang cukup, tidak salah juga anak diajak untuk menyaksikan secara langsung bekas-bekas kejayaan Islam yang masih tersisa dengan mengunjungi negeri-negeri Muslim yang bersejarah.

6. Mengenalkan makar musuh terhadap umat Islam.

Kepedulian terhadap masalah umat Islam juga dapat dilakukan dengan mengenalkan makar-makar musuh terhadap umat Islam. Misal: mengenalkan gerakan-gerakan misionaris yang menyusup di kalangan umat Islam dan menyadarkan keluarga mengenai hal itu, dengan mendiskusikan bahaya mereka, sarana mereka dalam menaruh racun dalam madu, serta tempat-tempat umat Islam yang menjadi sasaran mereka. Anak juga mulai bisa dikenalkan dengan propaganda-propaganda yang merusak di Dunia Islam seperti sekularisme, nasionalisme zionisme dan sebagainya; tentu dengan bahasa dan contoh yang bisa dipahami oleh anak.

7. Memahamkan pentingnya penerapan syariah Islam.

Banyaknya problem umat yang tidak terselesaikan saat ini sejatinya karena tidak diterapkannnya syariah Islam. Tidak diterapkannya syariah Islam akan menimbulkan banyak masalah seperti kemiskinan, ketidakadilan dan kezaliman, termasuk penjajahan dan perpecahan serta pengkotak-kotakan umat Islam menjadi beberapa bagian, bahkan di antaranya saling berperang satu sama lain; pendudukan Bangsa Yahudi di negeri Palestina, kiblat kedua umat Islam, serta rencana mereka untuk mengusir umat Islam dari seluruh tanah Arab. Perlu ditegaskan pula kepada anak, bahwa perjuangan utama umat adalah berupaya menegakkan syariah dan dengan penerapan syariah itulah kerahmatan Islam akan benar-benar terwujud. 

Wallâhu a’lam bi ash-shawâb. [Zulia Ilmawati; (Psikolog, Pemerhati Masalah Anak dan Keluarga, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar