Di bulan Februari, sebelum memasuki tanggal 14—dimana Valentine
Day (V-Day) dirayakan, orang-orang sudah mulai meramaikannya. Nuansa
merah jambu, paket coklat, bahkan sudah tersedia di minimarket-minimarket. Hal
tersebut sangat mendukung bagi remaja yang ingin merayakan V-Day. Remaja
adalah sasaran empuk bagi perayaan V-Day itu sendiri. Seorang remaja,
belum terlalu mempermasalahkan apakah hal yang ia lakukan itu boleh atau tidak.
Sesuai ketentuan-Nya atau tidak. Terlebih ia belum paham dengan hukum-hukum
demikian. Remaja biasanya hanya ikut-ikutan, agar dirinya terlihat eksis dan
bisa diakui di lingkungan pertemanannya. Tak hanya remaja, orang-orang yang
sudah dikategorikan dewasa menurut umur pun bahkan masih saja merayakan V-Day.
Karena tidak ingin melewatkan bulan penuh kasih sayang, yang hanya terjadi
setiap satu tahun sekali.
Bagi orang yang belum paham, tentulah V-Day menjadi
sebuah kebiasaan. Membiarkannya terus berlangsung. Padahal
sesunguhnya hal demikian merupakan sebuah indikasi, bagi kita (kaum muslim)
sebagai cara untuk mengikuti suatu kaum. Sesuai dengan sabda Rasulullah “Barang
siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka (HR.Dawud)”.
Disisi lain, banyak yang menganggap V-Day merupakan
hari kasih sayang. Tapi faktanya kasih sayang itu adalah hal yang nihil terjadi
pada hari tersebut. Yang ada hanyalah pengumbaran nafsu semata. Contohnya di negara Inggris, setiap tanggal
14 Februari diperingati sebagai “The Impotence Day”. Lalu di Amerika
diperingati sebagai “The National Condom Week”, yang dilakukan pada
14-21 Februari setiap tahunnya. Fakta lainnya adalah 26,4% mengaku lebih suka
merayakan Valentine bersama gebetan atau kekasih dengan jalan-jalan,
makan-makan, lalu berciuman (melakukan seks) (Pikiran Rakyat, 2005).
Belum lagi penjualan kondom yang meningkat menjelang perayaan V-Day, meningkat
40-80%. Beberapa fakta tersebut telah menjadi bukti, bahwa V-Day
bukanlah hari kasih sayang. Akan tetapi sebuah hari yang hanya mengumbar hawa
nafsu semata sebagai bentuk kesenangan. Tidak mungkin dari penjualan kondom
tersebut semuanya pasutri (pasangan suami istri) yang membeli, sesuatu yang
aneh bila penjualan kondom meningkat tajam menjelang hari valetine. Hal
tersebut harusnya jadi pertanyaan, apakah masih pantas V-Day itu
dirayakan, sementara fakta yang ada demikian?
Tak hanya itu, menjelang V-DAY penjualan coklat dan
bunga laris. Tidak dapat dipungkiri, kedua benda tersebut hadir di
tengah-tengah kita, bahkan banyak swalayan yang memfasilitasi. Selain itu,
beberapa toko buku pun menjual benda-benda yang ada sangkut pautnya dengan
perayaan V-Day.
Sebatang coklat dan
setangkai bunga seolah dijadikan sebagai simbol dari rasa sayang itu sendiri.
Tapi apakah kita pernah menyadari bahwa coklat yang manis, akan hilang manisnya
setelah kita cicipi dan melahapnya. Lalu, setangkai bunga yang harum aromanya,
akan hilang karena sering diciumi dan pada akhirnya menjadi layu, berakhir di
tempat sampah. Kemudian pertanyaannya, apakah cinta yang kita miliki ingin
bernasib sama seperti sebatang coklat dan setangkai bunga? Habis manis diisap,
dan layu terbuang setelah terpakai. Cinta bukanlah hal sepele, yang bisa
tergadai oleh coklat dan bunga.
Hakikat Cinta; Cinta Mulia
Begitulah cinta. Anugerah terindah yang diberikan oleh sang
Maha Cinta. Tak bisa tergantikan, tidak bisa ditebus, bahkan tergadai dengan
sebatang coklat dan setangkai bunga sekalipun. Cinta yang sejati adalah yang
memuliakan. Yang tidak merusak bahkan menodai esensi cinta itu sendiri Baiknya
jika mencintai seseorang, janganlah bermain api sambil membawa cinta. Biarkan
saja orang yang dicintai itu hidup tenang tanpa harus memikirkan rasa yang kita
punya. Cinta mulia adalah cinta yang dimana kita menjaganya, memuliakannya.
Bukan merusaknya. Cinta mulia adalah hal yang harus kita mulai dari sebuah
ketaatan, bukan dengan jalan maksiat. Cinta mulia sesungguhnya adalah cinta
yang bisa mengantarkan kita untuk lebih dekat kepada Sang Pencipta. Hakikatnya
cinta adalah pemberian-Nya yang paling indah, maka dari itu, jagalah cinta
untuk kita berikan kepada orang yang tepat.
Marilah kawan, semoga V-Day tahun ini adalah V-Day terakhir
yang kita lalui. Semoga kita sadar pada hakikat cinta yang sesungguhnya. Cinta
yang menjaga dan memuliakannya. Semoga kita pula semakin tesadar bahwa sebatang
coklat dan setangkai bunga tidak bisa dijadikan sebagai bukti cinta.
Ciruas,
Februari 2014
*Oleh: Ayu
Nurhidayah
Mahasiswi
semester 4, Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia UNTIRTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar