Selasa, 11 Desember 2012

Liqa’ Muharram 1434 H




Liqa’ Muharram 1434 H
Muballighat dan Umat Berkomitmen
Memuliakan Perempuan dan Generasi”

Rasulullah SAW diutus dengan membawa agama Islam yang agung ini tidak untuk disambut hanya dengan lisan saja, melainkan untuk diterapkan secara kaaffah (totalitas) kepada umat manusia di muka bumi ini.
Untuk itu, diperlukan sebuah negara yang akan menegakkan semua ketentuan Islam dan menerapkan semua hukumnya. Yakni sebuah negara yang bersungguh-sungguh mewujudkan kesejahteraan, berjihad untuk menegakkan keadilan, dan menyebarkan kebaikan ke seluruh penjuru dunia. Negara itu adalah daulah Islamiyah yang merupakan model negara terbaik untuk menyejahterakan sekaligus memuliakan semua rakyat. Tegaknya daulah Islamiyah di Madinah –melalui peristiwa hijrah– menjadi momentum sejarah yang menandai babak baru kehidupan umat Islam. Bahkan di masa Khalifah Umar bin Khaththab ditetapkan sebagai patokan awal penanggalan Hijriyah.
Ketika daulah Islamiyah tidak ada lagi sekarang, maka menjadi kewajiban seluruh kaum muslimin untuk menegakkannya kembali. Tiadanya negara yang menerapkan seluruh syariat ini, mengakibatkan umat Islam jatuh pada derajat kehidupan yang buruk, miskin dan terhina.
Para muballighah yang memiliki kelebihan ilmu syariah diantara kebanyakan umat harus berperan lebih besar untuk upaya tersebut. Karena muballighah meyakini bahwa tegaknya kembali daulah Islamiyah Khilafah Rasyidah ala minhajin nubuwwah adalah kewajiban sekaligus janji Allah (fardlun wa wa’dun).
    وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ   
dan untuk yang demikian itu hendaknya semua orang berlomba-lomba”

Sebagai wujud komitmen kuat untuk bersungguh-sungguh memuliakan kaum perempuan dan generasi dengan berjuang menegakkan kembali Khilafah Rasyidah, maka para muballighah bersama umat yang dibimbingnya akan mengikuti Liqa Muharram 1434H yang diselenggarakan di kota-kota besar di Indonesia dengan lebih dari 10.000 peserta.
Untuk itu Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:
1.      Para muballighah adalah rujukan atas persoalan-persoalan umat. Dengan posisi strategis ini, selayaknya menjadi sosok pionir perubahan, mengajak dan memimpin umat untuk berjuang bersama meraih kemuliaan. 
2.      Para muballighah telah membimbing kaum perempuan dalam perannya  sebagai ibu pengatur rumah tangga (umm wa rabbatu bayt). Seyogyanya dilanjutkan dengan membina mereka agar menjadi ibu pencetak para pahlawan dan pendidik generasi (ummahat  al abthal wa murabbiyat al ajyal).
3.      Para mubalighah  hendaknya tidak membatasi penyampaian dakwah  hanya pada hukum Islam yang khusus bagi perempuan terutama tentang akhlaq dan ibadah saja. Semestinya hukum Islam disampaikan  secara utuh dan menyeluruh meliputi sistem politik dan ekonomi, kebijakan dalam dan luar negeri, kebijakan pendidikan, sistem moneter, dan hukum-hukum umum lain.

Hanya dengan inilah para muballighah dan umat yang dibimbingnya akan siap terlibat melakukan aktivitas politik berupa shira’ul fikri, kifah as siyasi dan tabanni mashalih al ummat. Aktivitas politik inilah yang akan menghantarkan kaum muslimin menjadi memiliki kekuatan politik Islam dan menjadikan Khilafah Islamiyah segera tegak kembali.
Sudah saatnya kita serukan bersama-sama: kezaliman dan ketidakadilan tidak akan hilang, hak-hak perempuan tidak akan kembali, kemuliaan dan kebaikan tidak akan terjamin, kecuali oleh daulah al-Khilafah yang memerintah dan memutuskan perkara dengan syariah Allah.
Sesungguhnya Daulah al-Khilafah itu telah sedemikian dekat. Maka lihatlah jalan kebenaran dan bergabunglah dengan para pejuang umat dalam Hizbut Tahrir untuk tegaknya daulah Khilafah Islamiyah.
 
Jurubicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia
Iffah Ainur Rochmah
Hp: 08123037573 Email: iffahrochmah@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar