Alhamdulillah,
Hari ini, Ahad 23 Desember 2012,,, telah di 
laksanakan acara Workshop Demokrasi vs Khilafah dg tema: "Perubahan 
Besar Dunia Menuju Khilafah"
Acara ini dilaksanakan di Gedung D @kampus UNTIRTA Serang 
Acara berlangsung dengan lancar, dengan peserta akhwat mencapai 27 orang.
Kini saatnya kita masifkan Perjuangan demi Tegaknya KHILAFAH ISLAMIYAH. ALLAHUAKBAR!!!  
 
Minggu, 23 Desember 2012
Sabtu, 15 Desember 2012
Budaya Natal Ancam Akidah Umat
[Al Islam 635] Seusai menghadap presiden SBY untuk 
audiensi tentang kesiapan penyelenggaraan perayaan puncak Natal 2012, 
ketua panitia Perayaan Natal Nasional, Nafsiah Mboy yang juga menteri 
kesehatan, menyatakan bahwa presiden SBY dan wapres Boediono akan turut 
menghadiri perayaan puncak Natal nasional yang akan diselenggarakan 
tanggal 27 Desember. Mboy juga menyatakan, “Presiden mengharapkan 
penyelenggaraan puncak perayaan Natal 2012 bersifat inklusif, dan dapat 
dirasakan semua pihak, tidak hanya oleh umat Kristiani. ” (lihat, 
antaranews.com, 7/12).
Ancam Akidah Umat
Selama bulan Desember, negeri Islam ini yang mayoritas penduduknya 
muslim, tampil bak negeri kristen di Eropa. Di toko-toko, supermarket, 
perusahaan swasta, sampai instansi pemerintahan hari natal disambut 
dengan meriah. Acara TV pun dipenuhi dengan film, dokumentar, talkshow, 
berita, entertainment yang bertemakan natal.
Bagi pemeluk agama Nashrani tentu sah-sah saja merayakan natal. Tapi 
‘memblow up’ demikian rupa kegiatan Natal, dan memberlakukannya untuk 
dan agar diikuti oleh semua orang, bisa menyakiti umat Islam. Di super 
market dan mall-mall yang tentu saja mayoritas pengunjungnya umat Islam 
disuguhkan lagu-lagu natal terus menerus. Tidak hanya itu, karyawan 
sampai satpam yang kita yakin mayoritasnya muslim “diharuskan” memakai 
atribut Natal seperti topi Santa Claus, dll.
Umat pun diseru untuk mengucapkan selamat Natal dan bila perlu ikut 
merayakan atau memfasilitasinya. Semua itu dikatakan sebagai wujud nyata
 toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Anggapan seperti itu 
sangat berbahaya. Seolah-olah siapa yang tidak mau ikut merayakan atau 
memberikan ucapan selamat Natal dianggap tidak toleran. Anggapan itu 
jelas keliru dan dangkal.
Umat Islam harus mewaspadai seruan-seruan untuk merayakan atau 
mengucapkan selamat Natal, termasuk harapan presiden SBY di atas. Sebab 
dibalik seruan itu ada bahaya besar yang bisa mengancam aqidah umat 
Islam. Seruan berpartisipasi dalam perayaan Natal, tidak lain adalah 
kampanye ide pluralisme yang mengajarkan kebenaran semua agama. Menurut 
paham pluralisme, tidak ada kebenaran mutlak. Semua agama dianggap 
benar. Itu berarti, umat muslim harus menerima kebenaran ajaran umat 
lain, termasuk menerima paham trinitas dan ketuhanan Yesus.
Seruan itu juga merupakan propaganda sinkretisme, pencampuradukan 
ajaran agama-agama. Spirit sinkretisme adalah mengkompromikan hal-hal 
yang bertentangan. Dalam konteks Natal bersama dan tahun baru, 
sinkretisme tampak jelas dalam seruan berpartisipasi merayakan Natal dan
 tahun baru, termasuk mengucapkan selamat Natal. Padahal dalam Islam 
batasan iman dan kafir, batasan halal dan haram adalah sangat jelas. 
Tidak boleh dikompromikan !
Paham pluralisme dan ajaran sinkretisme adalah paham yang sesat. Kaum
 Muslimin haram mengambil dan menyerukannya. Allah SWT telah menetapkan 
bahwa satu-satunya agama yang Dia ridhai dan benar adalah Islam. Selain 
Islam tidak Allah ridhai dan merupakan agama yang batil (lihat QS Ali 
Imran [3]: 19). Karena itu Allah SWT menegaskan:
] وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ [
Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak 
akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk 
orang-orang yang merugi (TQS Ali Imran [3]: 85)
Haram Merayakan dan Mengucapkan Selamat Natal
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “selamat” artinya terhindar 
dari bencana, aman sentosa; sejahtera tidak kurang suatu apa; sehat; 
tidak mendapat gangguan, kerusakan dsb; beruntung; tercapai maksudnya; 
tidak gagal. Dengan begitu ucapan selamat artinya adalah doa (ucapan, 
pernyataan, dsb) yang mengandung harapan supaya sejahtera, tidak kurang 
suatu apa, beruntung, tercapai maksudnya, dsb.
Perayaan Natal adalah peringatan kelahiran Yesus Kristus (nabi Isa 
al-Masih as) yang dalam pandangan Nashrani dianggap sebagai anak Tuhan 
dan Tuhan Anak. Lalu bagaimana mungkin, umat Islam disuruh mendoakan 
agar orang yang berkeyakinan bahwa Isa as adalah anak Tuhan, Tuhan anak 
dan meyakini ajaran Trinitas, agar orang itu selamat, tidak kurang suatu
 apa dan beruntung? Padahal jelas-jelas Allah SWT menyatakan mereka 
adalah orang kafir (QS al-Maidah [5]: 72-75) yang di akhirat kelak akan 
dijatuhi siksaaan yang teramat pedih.
Umat Nashrani menganggap Isa bin Maryam as sebagai anak Allah. 
Anggapan seperti itu merupakan kejahatan yang besar. Allah SWT 
menegaskan:
] تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ 
مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (90) أَنْ 
دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا (91) وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا [
hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. (TQS Maryam [19]: 90-92)
Bagaimana bisa kita diminta mengucapkan selamat kepada orang yang 
meyakini, merayakan dan menyerukan sesuatu yang di hadapan Allah 
merupakan kejahatan besar seperti itu?
Tentang Perayaan Natal Bersama (PNB), PNB adalah salah satu media 
untuk menyebarkan misi Kristen, agar umat manusia mengenal doktrin 
kepercayaan Kristen, bahwa dengan mempercayai Tuhan Yesus sebagai juru 
selamat, manusia akan selamat. MUI telah mengeluarkan fatwa melarang 
umat Islam untuk menghadiri PNB. Fatwa itu dikeluarkan Komisi Fatwa MUI pada 7 Maret 1981,
 yang isinya antara lain menyatakan: (1) Mengikuti upacara Natal bersama
 bagi umat Islam hukumnya haram (2) Agar umat Islam tidak terjerumus 
kepada syubhat dan larangan Allah SWT, dianjurkan untuk tidak mengikuti 
kegiatan-kegiatan Natal.
Dalam buku Tanya Jawab Agama Jilid II, oleh Tim PP Muhammadiyah 
Majlis Tarjih, yang diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah (1991), hal. 
238-240, sudah diterangkan, bahwa hukum menghadiri PNB adalah Haram. 
Muhammadiyah dalam hal ini juga mengacu kepada fatwa MUI itu.
Allah SWT berfirman:
]وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا[
Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan 
apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan 
perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan 
menjaga kehormatan dirinya. (QS al-Furqan [25]: 72).
Makna ayat ini bahwa mereka tidak menghadiri az-zûr. Jika mereka melewatinya, mereka segera melaluinya, dan tidak mau terkotori sedikit pun oleh az-zûr itu (Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, iii/1346).
Menurut sebagian besar mufassir, makna kata az-zûr (kepalsuan) di sini adalah syirik (Imam asy-Syaukani, Fath al-Qadîr, iv/89).
 Menurut beberapa mufassir seperti Abu ‘Aliyah, Thawus, Muhammad bin 
Sirrin, adh-Dhahhak, ar-Rabi’ bin Anas, dan lainnya, az-zûr itu adalah hari raya kaum Musyrik. (Tafsir Ibnu Katsir, iii/1346).
Kata lâ yasyhadûna, menurut jumhur ulama’ bermakna lâ yahdhurûna az-zûr, tidak menghadirinya (Fath al-Qadîr, iv/89). Hal itu lebih sesuai dengan konteks kalimatnya, dimana sesudahnya ayat tersebut menyatakan (artinya) “Dan
 apabila mereka melewati (orang-orang) yang mengerjakan 
perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan 
menjaga kehormatan dirinya” (QS al-Furqan [25]: 72).
Berdasarkan ayat ini pula, banyak fuqaha’ yang menyatakan haramnya 
menghadiri perayaan hari raya kaum kafir. Imam Ahmad berkata: “Kaum Muslimin telah diharamkan untuk merayakan hari raya orang-orang Yahudi dan Nasrani.“ Imam Baihaqi menyatakan, “Jika kaum Muslimin diharamkan memasuki gereja, apalagi merayakan hari raya mereka.” Al-Qadhi Abu Ya’la al-Fara’ berkata, “Kaum Muslim telah dilarang untuk merayakan hari raya orang-orang kafir atau musyrik”. 
Imam Malik menyatakan, “Kaum Muslimin dilarang untuk merayakan 
hari raya kaum musyrik atau kafir, atau memberikan sesuatu (hadiah), 
atau menjual sesuatu kepada mereka, atau naik kendaraan yang digunakan 
mereka untuk merayakan hari rayanya. Sedangkan memakan makanan yang 
disajikan kepada kita hukumnya makruh, baik diantar atau mereka 
mengundang kita.” (Ibnu Tamiyyah, Iqtidhâ’ al-Shirâth al-Mustaqîm, hal. 201).
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengatakan, “Sebagaimana mereka (kaum 
Musyrik) tidak diperbolehkan menampakkan syiar-syiar mereka, maka tidak 
diperbolehkan pula bagi kaum Muslimin menyetujui dan membantu mereka 
melakukan syiar itu serta hadir bersama mereka. Demikian menurut 
kesepakatan ahli ilmu.” (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Ahkâm Ahl al-Dzimmah, i/235).
Rasul saw sejak awal melarang kaum muslim ikut merayakan hari raya 
ahlul Kitab dan kaum musyrik. Dari Anas ra bahwa ketika Rasulullah saw 
datang ke Madinah, mereka memiliki dua hari raya (hari raya Nayruz dan 
Mihrajan) yang mereka rayakan, maka Rasul saw bersabda:
«قَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا : يَوْمَ الْأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ»
“Sungguh Allah SWT telah mengganti dua hari itu dengan dua hari 
yang yang lebih baik daripada keduanya, yaitu Idul Adha dan idul 
Fithri.” (HR. Abu Dawud dan an-Nasa’i dengan sanad yang shahih).
Wahai Kaum Muslimin
Sungguh amat berbahaya bila hari ini umat justru diseru agar 
menggadaikan akidahnya dengan dalih toleransi dan kerukunan umat 
beragama. Begitulah yang terjadi ketika hukum-hukum Allah dicampakkan. 
Tidak ada lagi kekuasaan berupa al-Khilafah yang melindungi aqidah umat 
ini. Islam dan ajarannya serta umat Islam terus dijadikan sasaran. 
Karena itu kita harus makin gigih menjelaskan Islam dan menyerukan 
syariah dan Khilafah. Sebab hanya dengan syariah dan Khilafahlah, aqidah
 umat Islam terjaga sekaligus menjamin kesejahteraan dan keamanan umat 
manusia baik muslim maupun orang-orang kafir. Wallâh a’lam bi ash-shawâb.
Selasa, 11 Desember 2012
Liqa’ Muharram 1434 H
Liqa’ Muharram 1434 H
“Muballighat dan Umat Berkomitmen
Memuliakan Perempuan dan Generasi”
Rasulullah SAW diutus dengan membawa
agama Islam yang agung ini tidak untuk disambut hanya dengan lisan saja,
melainkan untuk diterapkan secara kaaffah (totalitas) kepada umat manusia di muka bumi ini. 
Untuk itu, diperlukan sebuah negara
yang akan menegakkan semua ketentuan Islam dan menerapkan semua hukumnya. Yakni
sebuah negara yang bersungguh-sungguh
mewujudkan kesejahteraan, berjihad untuk menegakkan keadilan, dan menyebarkan
kebaikan ke seluruh penjuru dunia. Negara itu adalah daulah Islamiyah yang
merupakan model negara terbaik untuk menyejahterakan sekaligus
memuliakan semua rakyat. Tegaknya daulah Islamiyah di Madinah –melalui peristiwa hijrah– menjadi
momentum sejarah yang menandai babak baru kehidupan umat Islam. Bahkan di masa Khalifah Umar bin Khaththab ditetapkan sebagai patokan awal penanggalan Hijriyah. 
Ketika daulah Islamiyah tidak ada lagi sekarang, maka menjadi kewajiban seluruh kaum muslimin untuk
menegakkannya kembali. Tiadanya negara yang
menerapkan seluruh syariat ini,
mengakibatkan umat Islam jatuh pada derajat kehidupan yang buruk, miskin dan
terhina. 
Para
muballighah yang memiliki kelebihan ilmu
syariah diantara kebanyakan umat harus berperan lebih besar untuk upaya
tersebut. Karena muballighah
meyakini bahwa tegaknya kembali daulah Islamiyah Khilafah Rasyidah ‘ala minhajin nubuwwah adalah kewajiban
sekaligus janji Allah (fardlun wa wa’dun).
    وَفِي
ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ    
“dan untuk yang demikian itu
hendaknya semua orang berlomba-lomba”
Sebagai wujud
komitmen kuat untuk bersungguh-sungguh memuliakan
kaum perempuan dan generasi dengan berjuang menegakkan kembali Khilafah Rasyidah, maka para muballighah bersama umat yang dibimbingnya akan mengikuti Liqa Muharram 1434H yang
diselenggarakan di kota-kota besar di Indonesia dengan lebih dari 10.000
peserta. 
Untuk
itu Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:
1.      Para
muballighah adalah rujukan atas persoalan-persoalan umat. Dengan posisi strategis
ini, selayaknya menjadi sosok pionir perubahan, mengajak dan memimpin umat untuk berjuang bersama meraih
kemuliaan.  
2.      Para muballighah telah membimbing kaum perempuan dalam
perannya  sebagai ibu pengatur rumah
tangga (umm wa rabbatu bayt). Seyogyanya dilanjutkan dengan membina
mereka agar menjadi ibu pencetak para pahlawan dan pendidik generasi (ummahat  al abthal wa murabbiyat al ajyal).
3.      Para mubalighah 
hendaknya tidak membatasi penyampaian dakwah  hanya pada hukum Islam yang khusus bagi
perempuan terutama tentang akhlaq dan ibadah saja. Semestinya hukum Islam
disampaikan  secara utuh dan menyeluruh
meliputi sistem politik
dan ekonomi, kebijakan dalam dan luar negeri, kebijakan pendidikan, sistem
moneter, dan hukum-hukum umum lain. 
Hanya dengan
inilah para muballighah dan umat yang dibimbingnya akan siap terlibat
melakukan aktivitas politik berupa shira’ul fikri,
kifah as siyasi dan tabanni mashalih al ummat. Aktivitas politik inilah yang akan menghantarkan kaum muslimin menjadi memiliki kekuatan
politik Islam dan menjadikan Khilafah Islamiyah segera tegak kembali.
Sudah saatnya kita serukan bersama-sama: kezaliman dan ketidakadilan tidak akan hilang,
hak-hak perempuan tidak akan kembali, kemuliaan dan kebaikan tidak akan
terjamin, kecuali oleh daulah al-Khilafah yang memerintah dan memutuskan
perkara dengan syariah Allah. 
Sesungguhnya Daulah al-Khilafah itu telah
sedemikian dekat. Maka lihatlah jalan kebenaran dan bergabunglah dengan para
pejuang umat dalam Hizbut Tahrir untuk tegaknya daulah Khilafah Islamiyah.
Jurubicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia
Iffah Ainur Rochmah
Hp: 08123037573 Email: iffahrochmah@gmail.com
Rabu, 05 Desember 2012
Keluarnya Resolusi Internasional bahwa...
Keluarnya Resolusi Internasional bahwa Palestina Hanya Tepi Barat dan Jalur Gaza Saja, Merupakan Penghiburan, Ratapan, ataukah Pesta yang Dirayakan dan Sikap Heroik?
[Al Islam 634] Malam ini dikeluarkan resolusi dari Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa bahwa Palestina merupakan negara pengamat non-anggota. Palestina yang dimaksud adalah sesuai batas wilayah dalam keputusan Majelis Umum PBB 4 Juli 1967, yaitu “Tepi Barat dan Jalur Gaza”. Otoritas di Tepi Barat, khususnya Fatah, merayakannya. Abbas dan Erekat bersorak untuk pesta Palestina dan hari bersejarah. Di Jalur Gaza, Hamas mendukung kegembiraan Fatah. Khalid Meshal dan Ismail Haneya memberi ucapan selamat kepada upaya Abbas! Resolusi yang “menghapus” Palestina 48 selamanya, bagi mereka dianggap sebagai kemenangan gilang gemilang, seperti yang dikatakan oleh Abbas. Seandainya resolusi itu dipaksakan terhadap mereka niscaya kita katakan mereka dipaksa. Akan tetapi mereka berjalan mengupayakan keluarnya resolusi itu. Bahkan di atas keburukan ini, dua teman yang selama ini berseteru yaitu Fatah dan Hamas, bisa berkumpul. Padahal sebelumnya keduanya belum pernah berkumpul di atas kebaikan! Maha benar Allah SWT yang berfirman:
]أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي اْلأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لاَ تَعْمَى اْلأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ[
Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka 
mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai 
telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya 
bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam 
dada (TQS al-Hajj [22]: 46)Pemahaman dan tatanilai telah terbalik-balik. Penjualan sebagian besar Palestina kepada Yahudi dengan harga murah bahkan gratis tanpa harga, dengan imbalan sesuatu untuk Palestina yang di atas kertas disebut negara non-anggota, dirayakan dengan pesta. Tidak dianggap sebagai luka mendalam yang menyedihkan dan menyakitkan! Semoga Allah merahmati penyair Syawqiy, di mana ia telah mengomentari apa yang dilakukan Mustafa Kamal sembilan puluh tahun lalu ketika menghapus al-Khilafah al-Islamiyah yang bersinar dan digantikan oleh Republik sekuler yang gelap dan menilai hal itu sebagai kemenangan. Syawqiy berkomentar, “Nyanyian-nyanyian pesta menjadi biasa, ratapan pun kembali, dan kita berduka di antara prasasti-prasasti kegembiraan.”
Begitulah yang mereka lakukan. Mereka merayakan penderitaan kita. Mereka berjalan dan berupaya mengeluarkan resolusi hukum internasional bahwa negara Palestina non-anggota adalah bukan Palestina yang ditaklukkan oleh Umar ra dan dibebaskan oleh Shalahuddin rahimahullah serta dijaga oleh Abdul Hamid rahimahullah… Bukan Palestina ini yang mereka inginkan, akan tetapi sebagian kecil dari Palestina. Dan akhirnya keluarlah resolusi ini! Untuk menampakkan resolusi ini sebagai sebuah kemenangan yang mereka perjuangkan, Amerika menunjukkan penentangannya terhadap resolusi tersebut. Padahal Amerika lah yang ada di belakang orang-orang yang memberikan suara demi kemenangan resolusi itu. Hal itu untuk membangun citra bagi Abbas dan Erekat, seolah-olah mereka pergi ke PBB tanpa memperhatikan keinginan Amerika! Mereka tahu bahwa mereka itu bohong. Seandainya Amerika memerintahkannya untuk duduk, niscaya mereka duduk tanpa bergerak. Akan tetapi Amerika menginginkan resolusi internasional yang memupus jalan bagi semua rencana apapun selain rencana dua negara yang ingin dipeliharanya…! Begitulah, antara pengkhianatan, tipu daya, dan penyesatan dicampur aduk sekaligus untuk menampakkan resolusi internasional itu sebagai kemenangan gilang gemilang, dengan menelantarkan sebagian besar Palestina! Sungguh benar Rasulullah saw dalam hadits yang telah dikeluarkan oleh Ibn Majah dari Abu Hurairah, Beliau bersabda:
«سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ»، قِيلَ:وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ:
 «الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ»
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipu daya. Saat itu
 pembohong dibenarkan, dan orang yang benar dinilai bohong; pengkhianat 
dipercayai dan orang yang amanah dinilai khianat. Pada saat itu 
ruwaibidhah berbicara”. Ada yang bertanya, “Apa ruwaibidhah itu?” Rasul 
bersabda, “Laki-laki bodoh yang berbicara tentang urusan masyarakat”Namun demikian, kami katakan kepada mereka yang menginginkan “pengerdilan” Palestina melalui resolusi-resolusi internasional, dan kepada mereka yang menjadikan Turki sekuler menggantikan al-Khilafah al-Islamiyah…; sesungguhnya al-Khilafah dan Palestina memiliki umat yang agung, yang tidak akan bisa dicelakakan oleh kelompok yang tidak kompak dan harmonis dari anak-anak umat … Dan kami katakan bahwa al-Khilafah dan Palestina memiliki partai mukhlis dan jujur dengan izin Allah, Hizbut Tahrir, yang telah mendedikasikan dirinya sendiri, dengan dan bersama umatnya, untuk mengembalikan dua keagungan ini (al-Khilafah dan Palestina) insya’a Allah. Sungguh orang yang benar dan dibenarkan, yaitu Rasulullah saw, telah memberikan berita gembira dengan bersabda:
«…ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»
Kemudian akan ada Khilafah yang berjalan di atas manhaj kenabian (HR Ahmad dan at-Thayalisi).Rasulullah saw juga bersabda:
«لَتُقَاتِلُنَّ الْيَهُوْدَ، فَلَتَقْتُلُنَّهُمْ»
Sungguh kalian akan memerangi Yahudi dan sungguh kalian akan membunuh mereka (HR Muslim)Dan Allah SWT berfirman:
]وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ & بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ[
Pada hari itu, orang-orang yang beriman bergembira karena 
pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki dan Dia Maha 
Perkasa lagi Maha Penyayang (TQS ar-Rum [30]: 4-5)16 Muharram 1434
30 November 2012
Hizbut Tahrir
Permainan Mutakhir atas Nasib Palestina
Israel menyerang jalur Gaza pada Rabu 16 November 2012. Diantara 
sekian kemungkinan motiv, sangat mungkin target serangan itu adalah 
gencatan senjata jangka panjang dengan Hamas (Palestina) untuk 
mengamankan front selatan (front Palestina), sebab Israel harus segera 
bersiap untuk front utara (front Suria). Menurut PM Israel Benjamin 
Netanyahu, negaranya menghadapi tantangan baru di Suria karena adanya 
kekuatan jihad global yang lebih memusuhi Israel. “Rezim Suria hancur ke
 tangan kekuatan baru. Unsur-unsur yang lebih ekstrem memusuhi Israel 
telah berakar di Suria. Dan kami bersiap untuk menghadapinya” ucapnya 
(aljazeera.net/news, 14/11).Untuk mengamankan front selatan, maka harus diikat perjanjian gencatan senjata jangka panjang dengan Hamas. Karenanya serangan dilakukan lalu dimediasi oleh mediator yang bisa menekan atau membujuk Hamas. Yang paling tepat adalah Mesir dengan presiden Mursi yang dekat dengan Hamas. Di situlah bisa dipahami pertemuan cepat direktur intelijen umum Mesir utusan Presiden Mursi dengan Khalid Meshal dari Hamas.
Hasilnya, gencatan senjata antara Israel dan Hamas terjadi pada Rabu malam, 21 November 2012 dan diumumkan oleh Menlu Mesir Kamel Amr bersama Menlu AS Hillary Clinton. Clinton mengatakan, ”Sekarang kita harus fokus untuk mencapai hasil yang tahan lama, yang mempromosikan stabilitas regional dan kemajuan keamanan, martabat dan aspirasi sah Palestina dan Israel.” (BBC.co.uk, 22/11). Sejalan dengan itu, PM Israel Benyamin Netanyahu sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Namun ia tetap menegaskan bahwa pihaknya menginginkan kesepakatan yang lebih tegas untuk kepentingan jangka panjang (Tempo.co.id (22/11). Cepatnya Israel menerima gencatan senjata itu menunjukkan bahwa memang itulah target yang diinginkan Israel.
Di tengah semua itu, presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas mengajukan resolusi peningkatan status Palestina untuk menjadi negara anggota PBB pada tanggal 29 November ke Majelis Umum PBB. Hasil pemungutan suara di Majelis Umum PBB pada Kamis (29/11), dari 193 negara anggota PBB, 138 negara anggota menyetujui peningkatan status Palestina dari “entitas” menjadi “negara pengamat non-anggota”, 41 negara anggota abstain dan sembilan negara anggota menolak termasuk AS. Dengan resolusi itu, di atas kertas Palestina yang terdiri dari wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza diakui sebagai negara. Segera saja hal itu dianggap sebagai kemenangan Palestina.
Kesan kemenangan itu dikuatkan dengan serangan Israel yang dikatakan untuk menjegal resolusi itu. Juga diperkuat oleh penolakan AS. Padahal AS lah yang ada di balik persetujuan resolusi itu. Hal itu sudah diisyaratkan oleh Clinton saat keterangan pers gencatan senjata Israel-Hamas. Tampak penolakan AS itu tidak sungguh-sungguh. Seandainya tidak, pasti AS memveto resolusi itu menggerakkan pihak lain untuk menolaknya. Penolakan AS itu hanya drama untuk mencuatkan kesan heroik Abbas bahwa dia terus mengajukan resolusi meski AS tak setuju.
Yang di dapat oleh Palestina hanyalah pengakuan di atas kertas sebagai negara. Dan itupun hanya atas Gaza dan Tepi Barat yang luasnya hanya sekitar 20% dari luas Palestina. Pengakuan atas resolusi itu pada hakikatnya justru merupakan pengakuan atas kedaulatan Israel, penyerahan 80% wilayah Palestina yang diduduki tahun 48 kepada penjajah Israel, dan menegaskan penerimaan solusi penjajahan Palestina dengan solusi dua negara, yaitu satu negara Israel penjajah, menguasai 80% dari Palestina dan satu mirip negara Palestina, terdiri dari sekitar 20 % saja dari wilayah Palestina yaitu Jalur Gaza dan Tepi Barat yang terus tersandera. Maka pantaskah gencatan senjata dan keluarnya resolusi itu dianggap sebagai kemenangan yang pantas dirayakan dengan pesta?
Wallâh a’lam bi ash-shawâb.
Senin, 03 Desember 2012
Pangkal Kisruh BBM Bersubsidi: Liberalisasi Migas
[Al-Islam 633] Pemerintah tak akan merealisasikan 
wacana satu hari tanpa BBM bersubsidi untuk melakukan penghematan. 
Pasalnya, besaran angka penghematan tak signifikan, apalagi 
dikhawatirkan akan ada gejolak di tengah masyarakat akibat tak adanya 
BBM bersubsidi (Kompas.com, 27/11).
Awalnya Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) 
mewacanakan hari Ahad 2 Desember sebagai Hari Tanpa Bensin Bersubsidi. 
Rencananya, pada hari itu semua SPBU di pulau Jawa Bali dan lima kota 
besar di luar pulau Jawa Bali yaitu Medan, Batam, Palembang, Balikpapan 
dan Makasar, tidak melayani penjualan BBM bersubsidi dari pukul 06.00 – 
18.00, dan tetap melayani penjualan BBM non subsidi.
Semua itu berawal dari masalah kuota BBM bersubsidi yang diperkirakan
 akan habis sebelum 31 Desember. Kuota BBM bersubsdi di APBN-P 2012 
telah ditambah dari 40 juta kiloliter (APBN 2012) menjadi 44,04 juta 
kiloliter. Sejak awal, kuota APBN-P itu sudah diprediksi tidak akan 
cukup. Menurut Pertaminan, idelanya kuota BBM bersubsidi itu sebesar 
45,25 juta kiloliter.
Karena itu, Pemerintah menilai perlu dilakukan pengendalian 
distribusi BBM bersubsidi agar kuota tidak terlampaui. Secara nasional, 
kuota BBM bersubsidi diperkirakan akan habis tanggal 24 Desember. Untuk 
mengendalikannya, BPH Migas pada tanggal 7 November mengeluarkan surat 
edaran tentang pengendalian distribusi sisa kuota BBM bersubsidi 2012. 
Caranya dengan memotong jatah harian di semua SPBU dan penyalur lain 
1-35% sesuai dengan kuota. Strategi ini dijalankan mulai 19 November.
Setelah 2-3 hari pelaksanaannya mulai tampak antrean panjang di 
sejumlah wilayah dan mengakibatkan kepanikan masyarakat. Penggunaan 
metode kitir oleh Pertamina itu justru menimbulkan ketegangan karena 
panjangnya antrian di beberapa SPBU di daerah seperti Batam, Pangkal 
Pinang, Bangka Belitung dan Kaltim. Bahkan di Barong Tongkok kabupaten 
Kutai Barat Kaltim, terjadi ketegangan berbuntut kerusuhan pada Sabtu 
dini hari (24/11) dan Minggu Pagi (25/11). Mess karyawan pom bensin dan 
sekitar 400 kios pasar ludes terbakar (lihat, Gatra.com, 27/11).
Melihat kejadian itu dan potensi terjadinya kejadian serupa di 
daerah-daerah lain, Pertamina menghentikan pengendalian BBM bersubsidi 
dengan strategi pengkitiran itu. Akibat penghentian itu, Pertamina 
memperkirakan kelebihan kuota BBM bersubsidi bisa mencapai 1,27 juta 
kiloliter. Menurut Wamen ESDM Rudi Rubiandini, BPH Migas dan Pertamina 
mengatasinya dengan memberi ide agar penyaluran Premium dicicil sedikit 
demisedikit. Contohnya dalam sehari ada sekitar tiga jam penjualan 
Premium ditahan(Republika, 27/11).
Over kuota itu sejak awal sudah diperkirakan oleh banyak pihak. Namun
 terlihat pengaturan dan pengendaliannya tidak berjalan dan diperparah 
dengan banyaknya kebocoran. Kaena itu menurut Menkeu, pengendalian BBM 
bersubsidi dapat dilakukan dengan menutup lubang kebocoran akibat 
maraknya penyelundupan. Menurutnya, pengandalian harus dilakukan di 
sektor tambang dan perkebunan. Industri di dua sektor itu banyak 
menikmati jatah BBM bersubsidi di daerah (lihat, Republika, 27/11).
Masalah kebocoran ini sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Namun 
seolah pemerintah tak berdaya menindaknya, atau mungkin tak serius. 
Terkesan semua masalah yang terkait dibiarkan. Agaknya semua itu 
ditambah dengan berbagai wacana dan propaganda seputar subsidi 
membahayakan APBN dan tidak tepat sasaran untuk menguatkan situasi dan 
membentuk opini di masyarakat agar bisa menaikkan harga BBM.
Semua kekisruhan seputar BBM itu berpangkal pada liberalisasi migas 
yang sudah direncanakan sejak lama. Liberalisasi migas itu sepenuhnya 
perintah asing yang dipaksakan IMF, dituangkan di dalam Memorandum of Economic and Financial Policies
 (LoI IMF, Jan. 2000). Juga diperintahkan oleh Bank Dunia dengan 
menjadikannya syarat pemberian utang seperti tercantum di dalam dokumen Indonesia Country Assistance Strategy
 (World Bank, 2001). Langkah strategisnya adalah dengan dibuat UU Migas 
yang mengamanatkan liberaliasasi. Untuk memastikannya, mereka kawal 
sejak penyusunan rumusan UU. Dokumen program USAID, TITLE AND NUMBER: 
Energy Sector Governance Strengthened, 497-013 menyebutkan: “Tujuan 
strategis ini akan menguatkan pengaturan sektor energi untuk membantu 
membuat sektor energi lebih efisien dan transparan, dengan jalan 
meminimalkan peran pemerintah sebagai regulator, mengurangi subsidi, 
mempromosikan keterlibatan sektor swasta…” Juga disebutkan “ADB dan 
USAID bekerja sama dalam menyusun UU Migas baru pada tahun 2000. 
Melengkapi upaya USAID itu, Bank Dunia telah melakukan studi 
komprehensif sektor migas, kebijakan penentuan harga …
Hasilnya, UU Migas No. 22 th. 2001 disahkan, liberalisasi migas 
menjadi amanatnya baik di sektor hulu maupun hilir. Di sektor hulu hal 
itu ditegaskan pada Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 dan lainnya. Hasilnya, 
asing makin menguasai sektor hulu migas, hingga 80%. Pertamina sebagai 
milik negara dengan UU tersebut dibiarkan berebut bahkan bergelut dengan
 asing untuk bisa mengelola migas di negerinya sendiri. Ibaratnya, 
negara sebagai bapak justru mengharuskan Pertamina sebagai anaknya untuk
 bergelut dengan anak orang asing yang lebih besar, untuk bisa mengelola
 kekayaan keluarga di pekarangan sendiri.
Belum lama Mahkamah Konstitusi membatalkan Pasal 1 angka 23, Pasal 4 
ayat (3), Pasal 41 ayat (2), Pasal 44, Pasal 45, Pasal 48 ayat (1), 
Pasal 59 huruf a, Pasal 61, dan Pasal 63 yang berimplikasi pembubaran BP
 Migas. Hal itu sempat diharapkan bisa meminimalkan liberalisasi. 
Nyatanya tak terjadi perubahan apa-apa kecuali hanya nama. Perpres No. 
59 Tahun 2012 yang mengalihkan seluruh proses pengelolalaan kegiatan 
yang sedang ditangani BP Migas kepada Kementerian ESDM pun diterbitkan. 
Kementerian ESDM lalu mengeluarkan Kepmen ESDM No. 3135 Tahun 2012 
tentang Pengalihan Tugas, Fungsi dan Organisasi dalam Pelaksanaan 
Kegiatan Usaha Hulu Migas. Dibentuk Satuan Kerja Sementara Pelaksanaan 
Kegiatan Hulu Migas (SKSP Migas) atau ‘New BP Migas’, menggantikan BP 
Migas. Namun yang terjadi hanyalah pergantian nama seperti pergantian 
acara Empat Mata dengan Bukan Empat Mata.
Di sektor hilir, liberalisasi itu memerintahkan penghapuasan subsidi.
 UU Migas No. 22 th. 2001. Pasal 2 yang menyatakan bahwa niaga migas 
diselenggarakan melalui mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat, 
dan transparan. Maknanya, sesuai mekanisme pasar dan harganya ditentukan
 mengikuti harga pasar (internasional). Blue Print Pengembangan Energi 
Nasional 2006-2025 Kementerian ESDM menyatakan: Program utama (1) 
Rasionalisasi harga BBM (dengan alternatif) melakukan penyesuaian harga 
BBM dengan harga internasional. Artinya, pencabutan subsidi BBM. Sejak 
itu tiap tahun ancaman pencabutan dan kenaikan harga BBM terus 
menghantui masyarakat.
Ironisnya, kenaikan harga BBM itu yang terus didesakkan itu hanya 
menguntungkan swasta khususnya asing. Sejak awal, seperti dikatakan 
menteri ESDM kala itu Purnomo Yusgiantoro, kenaikan harga BBM memang 
untuk membuka kesempatan bagi pemain asing untuk berpartisipasi dalam 
bisnis eceran migas (lihat, Kompas, 14 Mei 2003). Apalagi sudah ada 105 perusahaan yang mendapat izin termasuk membuka SPBU (Trust, 11/2004).
 Beberapa seperti Shell, Total, Petronas sudah membuka SPBU dan akan 
disusul lainnya. Namun hingga saat ini keuntungan besar yang mereka 
bayangkan tidak kunjung diperoleh, sebabnya harga BBM belum dinaikkan. 
Jika SPBU-SPBU asing itu tidak bisa ikut menyalurkan BBM bersubsidi 
seperti yang santer diberitakan beberapa waktu lalu, maka desakan 
kenaikan harga BBM akan makin kuat. Hal itu juga sejalan dengan garis 
kebijakan pemerintah dalam hal liberalisasi migas.
Itu artinya kisruh seputar BBM bersubsidi mungkin akan terus 
berlanjut sampai harga BBM mengikuti harga pasar/internasional. Jika itu
 terjadi yang untung adalah asing, sementara rakyat dipastikan buntung. 
Selain itu, liberalisasi membuat asing bisa menguasai baik di hulu 
maupun hilir migas. Itu sama saja memberi jalan kepada asing untuk 
menguasai kaum Mukminin, sesuatu yang diharamkan olah Allah dalam QS 
an-Nisa [4]: 141.
Migas dan SDA yang melimpah lainnya dalam pandangan Islam merupakan 
milik umum. Pengelolaannya harus diserahkan kepada negara untuk 
kesejahteraan rakyat. Tambang migas itu tidak boleh dikuasai swasta 
apalagi asing. Abyadh bin Hammal menceritakan bahwa ia pernah 
menghadap kepada Nabi saw dan minta diberi tambang garam yang menurut 
Ibnu Mutawakkil, berada di daerah Ma’rib lalu beliau memberikannya. 
Namun saat ia akan pergi, ada seseorang yang berada di majelis berkata 
kepada Rasul : “Tahukah Anda apa yang Anda berikan padanya, sungguh Anda
 memberinya sesuatu laksana air yang terus mengalir.” Maka beliau pun 
menariknya kembali darinya (HR. Baihaqy dan Tirmidzy).
Rasul saw juga bersabda:
«الْمُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلاَثٍ فِي الْكَلإَِ وَالْمَاءِ وَالنَّارِ»
Kaum muslim berserikat dalam tiga hal: padang rumput, air dan api (HR Abu Dawud dan Ahmad)
Karena itu, kebijakan kapitalistik, yakni 
liberalisasi migas baik di sektor hilir termasuk kebijakan harganya, 
maupun di sektor hulu yang sangat menentukan jumlah produksi migas, dan
 kebijakan zalim dan khianat serupa harus segera dihentikan. Sebagai 
gantinya, migas dan SDA lainnya harus dikelola sesuai dengan syariah. Jalannya
 hanya satu, melalui penerapan syariah Islam secara kaffah dalam bingkai
 Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwah. Saat itulah SDA dan migas 
akan menjadi berkah yang menyejahterakan seluruh rakyat. Wallâh a’lam bi ash-shawâb. []
Press Release Pernyataan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia “ Kiprah Utama Pemuda: Menghancurkan Gaya Hidup Liberal ”
Sebagaimana diberitakan, tanggal 4-6 Desember 2012 akan berlangsung 
Global Youth Forum (Forum Kepemudaan Global) di Bali, Indonesia. Forum 
ini diselenggarakan hasil kerjasama Pemerintah Indonesia dan UNFPA. Isu 
yang diangkat adalah tentang kesehatan, ketenagakerjaan dan standar 
kemapanan keluarga, dan pastinya menggunakan perspektif kapitalisme 
liberal.  Agenda ini harus dikritisi, mengingat:
- Issu kesehatan  yang dimaksud adalah penanganan wabah HIV/AIDS dengan
penanaman Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) ala UNAIDS. Konsep ABCD dan perilaku seksual ‘bertanggungjawab’ sebagai inti KRR hanya menekankan cara mencegah penularan HIV/AIDS tanpa menghilangkan budaya seks bebas. Dalam sistem hidup sekular liberal dewasa ini, cara tersebut justru berpeluang menyebarkan perilaku maksiat seks bebas asal ‘bertanggung jawab’ karena dianggap tidak berisiko tertular HIV/AIDS. - Masalah ketenagakerjaan difokuskan pada persoalan tingginya angka pengangguran dunia. Ditanamkan pemahaman bahwa masalah ini terjadi karena pertumbuhan penduduk yang tinggi terutama di negeri-negeri muslim dan mengakibatkan kemiskinan. Maka solusinya adalah program Keluarga Berencana (KB) dan menghilangkan semua hambatan agar laki-laki dan –terutama- perempuan bisa masuk ke dunia kerja. Pandangan ini menyesatkan karena mengalihkan dari realita bahwa penyebab utama kemiskinan dan pengangguran adalah penerapan sistem ekonomi kapitalis yang merampok sumber daya alam milik rakyat, memonopoli distribusi pendapatan bangsa demi keuntungan segelintir kaum kapitalis.
 - Pembahasan tentang keluarga dan kemapanan yang dimaksud adalah penanaman cara pandang materialistik yang menilai kebahagiaan dan kesejahteraan dengan ukuran materi semata. Pada gilirannya diharapkan pemuda akan menunda usia pernikahan hingga mapan secara materi, membatasi jumlah anak karena alasan ekonomi dan membangun keluarganya dengan orientasi materi. Keterlibatan aktif pemuda dalam program kontrol populasi –terutama di negeri-negeri muslim- adalah target utamanya.
 
Alih-alih berkontribusi pada penyelesaian persoalan dunia dan 
berperan positif dalam pembangunan di negara masing-masing, forum ini 
justru mengarahkan kaum pemuda  menutupi buah busuk gaya hidup liberal. 
Bahkan forum   ini  bisa melapangkan jalan untuk   membajak potensi 
strategis pemuda demi mengkampanyekan  ideologi kapitalisme. Karenanya 
demi menyelamatkan potensi strategis pemuda dan mewujudkan partisipasi 
positif pemuda  dalam pembangunan, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia 
menyerukan segenap komponen bangsa khususnya pemuda untuk menolak semua 
rekomendasi forum dan mewaspadai seluruh program tindak lanjutnya.
Sebagai gantinya Islam telah memberikan tuntunan agar kaum pemuda 
bisa berkiprah menghancurkan gaya hidup liberal, memerangi ideologi 
kapitalisme yang merusak dan mewujudkan masyarakat Islam yang menjadi 
panutan (role model) dunia dengan ideologi Islam.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَجِيبُواْ 
لِلّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُم لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُواْ أَنَّ
 اللّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ 
تُحْشَرُونَ ﴿٢٤﴾
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan 
Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan 
kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara 
manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan 
dikumpulkan” (TQS Al Anfal; 24).
Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia
Iffah Ainur Rochmah
Minggu, 25 November 2012
Menolong Gaza Bukan dengan Mediasi dan Delegasi Bela Sungkawa
Al-Islam edisi 631, 23 November 2012-9 Muharram 1434
بسم الله الرحمن الرحيم
Menolong Gaza Bukan dengan Mediasi yang Menyerukan untuk Tenang dan Delegasi Bela Sungkawa atas Syuhada’
Menolong Gaza Tidak Lain dengan Pasukan Besar yang Menyerang Entitas Yahudi Pagi dan Petang
Selama empat hari berturut-turut, Gaza dibombardir oleh entitas 
Yahudi dari darat, laut dan udara. Puluhan orang syahid dan ratusan 
lainnya terluka… Sementara para penguasa negeri kaum Muslimin, khususnya
 yang memiliki kedekatan kekerabatan! hanya sibuk menghitung syuhada’ 
dan korban luka. Mereka berlomba menyatakan penolakan dan pengingkaran. 
Mereka memprotes dengan seruan yang lembut, bahkan bergumam! Menteri 
luar negeri Qatar, sponsor entitas Yahudi di kawasan, memperingatkan dan
 mengancam melalui bulu burung onta istananya bahwa serangan Yahudi, 
“Tidak boleh berlalu begitu saja tanpa sanksi!” Lalu mereka 
berkomunikasi satu sama lain, mengobrol tentang penderitaan yang terjadi
 di Gaza. Mereka menampakkan kesedihan atas apa yang terjadi. Mereka 
saling berjanji mengirimkan mediator untuk menenangkan suasana atau 
delegasi bela sungkawa … Maka pemboman atas Gaza pun terus berlangsung 
sementara delegasi ada di depan mereka tanpa ada pergerakan dari para 
penguasa yang tetap diam saja! Bahkan cara yang terbaik dari mereka 
dengan mengawali harinya pagi-pagi dengan ucapannya, “Saya berkomunikasi
 sebentar dengan presiden Amerika Obama dan terjadi pembicaraan di 
antara kami seputar pentingnya penghentian serangan ini dan agar tak 
terulang lagi”. Dia memulai harinya dengan berbicara bersama penjaga 
keamanan entitas Yahudi, Obama, seputar pentingnya penghentian serangan 
…! Itu yang justru dia lakukan untuk mengawali harinya dan bukannya 
memulai hari dengan menunaikan shalat Subuh dan menggerakkan pasukan 
untuk membela darah warga Gaza yang ditumpahkan oleh tangan-tangan 
Yahudi. Pepatah mengatakan, “Darah adalah darah dan kehancuran adalah 
kehancuran”. Bukannya melakukan itu, justru dia memulai harinya dengan 
berbicara bersama Obama! Bahkan yang lebih menyakitkan dan ironis, 
ketika teman mereka ditanya, “Kalau begitu apa perbedaan antara Anda 
dengan penguasa yang telah tumbang. Ia dahulu menarik duta besar, 
menyatakan kritik dan penolakan atas serangan dan berkomunikasi dengan 
Obama …? Ia menjawab: “Ada perbedaan! Kami melakukan itu segera. 
Sedangkan penguasa yang telah tumbang dan para pendukungnya, mereka 
melakukannya dengan lambat!”
Wahai kaum Muslimin, sungguh sangat aneh, negeri Islam diduduki lalu 
pembebasannya terlantar di tengah keramaian. Semua solusi dibahas, 
kecuali solusi yang benar. Masyarakat disesatkan dari realitas masalah. 
Seolah-olah Yahudi memiliki negara yang berdiri tegak dan bahwa di sana 
ada masalah tentang garis batas antara kita dengan Yahudi. Lalu kita 
mengikat kesepakatan-kesepakatan di Camp David, Wadi Urubah, Doha atau 
di tempat lain, secara rahasia dan terang-terangan. Lalu kita menyerukan
 penghormatan terhadap hukum internasional dan agar tidak terjadi 
peperangan di antara negara-negara. Kemudian kita mencari mediator 
lokal, regional atau internasional untuknya dan kita beranggapan telah 
berhasil menjujung tinggi kebenaran dan Allah pun mencukupkan kaum 
Mukminin dari perang!
Masalahnya tidak demikian, wahai kaum Muslimin. Faktanya adalah bahwa
 Yahudi telah mencaplok Palestina, mendirikan negara di sana dan 
mengusir warga Palestina dari sana. Negara Yahudi itu tidak akan lenyap 
dan Palestina tak akan kembali kepada warganya, kecuali dengan pasukan 
kuat yang mukmin, yang memenuhi hukum Allah atas orang yang memerangi 
kita dan mengusir kita dari negeri kita.
] وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُمْ مِنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ [
Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (TQS al-Baqarah [2]: 191)
Adakah orang yang tidak tahu solusi ini kecuali orang yang telah 
Allah tutupi hati dan pendengarannya dan terhadap penglihatannya 
diletakkan tabir? Adakah solusi lain untuk mengembalikan Palestina 
kepada warganya selain melenyapkan entitas yang mencaploknya dan 
mengusirnya dari tempat di mana warga Palestina diusir?
Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya musibah kita ada pada diri para 
penguasa kita dan kelompok pendukung mereka … Mereka menyebarkan 
anggapan di tengah masyarakat bahwa kita tidak mampu memerangi Yahudi, 
tidak punya senjata seperti mereka dan tidak punya pendukung seperti 
mereka!
]كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا[
Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta. (TQS al-Kahfi [18]: 5)
Sebenarnya, kita mengelilingi Yahudi dari segala arah. Senjata milik 
kita juga berlimpah…, akan tetapi tidak tampak ketika melawan Yahudi 
atau pun kaum kafir imperialis. Sebaliknya senjata kita muncul ketika 
menghadapi penduduk negeri-negeri kaum Muslimin… dan terhadap kaum 
bersenjata di Sinai yang mempersenjatai diri untuk memerangi entitas 
Yahudi pencaplok Palestina. Senjata kita hanya muncul untuk memerangi 
manusia, pepohonan, dan bebatuan di Suria. Kita melihat bermacam jenis 
senjata rezim yang belum pernah kita lihat sebelumnya! Senjata kita 
tampak dari pesawat tempur Pakistan yang membombardir suku-suku kaum 
Muslimin, sebagai bantuan untuk Amerika. Senjata kita hanya tampak dalam
 tindakan represif membungkam masyarakat di Sudan pada waktu di mana 
selatan Sudan ditelantarkan…! Dan dalam perkara-perkara lainnya yang 
dilakukan para penguasa tanpa rasa malu sedikit pun kepada Allah, 
Rasul-Nya dan kaum Mukminin… Adapun alasan mereka tentang para pendukung
 Yahudi, maka Allah adalah pelindung kita dan mereka tidak punya 
pelindung.
] ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ مَوْلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَأَنَّ الْكَافِرِينَ لاَ مَوْلَى لَهُم[
Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah pelindung 
orang-orang yang beriman dan karena sesungguhnya orang-orang kafir itu 
tiada mempunyai pelindung. (TQS Muhammad [47]: 11)
Kemudian para penguasa itu sendiri adalah pendukung pertama entitas 
Yahudi. Mereka menjaga keamanan Yahudi. Mereka menyesatkan masyarakat 
dengan kekuatan entitas ini, padahal seandainya dibuka ruang untuk 
pasukan kaum Muslimin dalam berperang dengan benar dan ikhlas, niscaya 
mereka menemukan bahwa kekuatan entitas ini lebih rapuh dari sarang 
laba-laba…
Wahai kaum Muslimin, darah warga Gaza yang suci lagi bersih tidak 
akan bisa dibela oleh mediator netral yang mengunjungi Gaza untuk 
menenangkan suasana. Juga tidak oleh delegasi yang datang untuk berbela 
sungkawa. Sama halnya juga tidak oleh pernyataan menyala-nyala dari 
raja, presiden, dan amir, yang tidak lebih merupakan tipu muslihat, di 
mana semuanya tertawa di balik pintu! Mereka tidak serius menjadikan 
entitas Yahudi sebagai musuh, bahkan sama sekali tidak ada kesungguhan 
dari mereka… Mereka juga tidak mengambil orang-orang berakal dan bijak 
dari umat ini untuk posisi penting. Mereka hanya mengambil orang-orang 
yang hatinya buta sebelum mata mereka, sehingga mereka menjabat tangan 
penguasa ini dan itu, karena mengirim utusan menyampaikan bela sungkawa 
atas musibah mereka; padahal entitas Yahudi membombardir mereka 
sementara delegasi bela sungkawa masih ada di samping mereka …!
Sesungguhnya darah warga Gaza tidak bisa dibela dengan cara ini dan 
itu. Melainkan hanya bisa dibela dengan pasukan yang bergerak dari 
Sinai, Sungai Jordan, selatan Lithoni, dan Golan; baik semuanya atau 
sebagiannya, menghadapi entitas Yahudi…; pasukan yang di tengah 
armadanya mengusung sumpah Abu Bakar ra agar musuh melupakan 
bisikan-bisikan setan… Begitulah wahai kaum Muslimin, darah warga 
Palestina dahulu dibela dengan tangan-tangan tentara Shalahuddin, 
melalui tangan-tangan azh-Zhahir Baibars. Begitulah darah warga 
Palestina wajib dibela dengan tentara kaum Muslimin yang semangatnya 
membara untuk memerangi entitas Yahudi… Hanya dengana cara itulah darah 
warga Gaza yang suci bisa dibela. Tidak bisa dibela dengan sesuatu yang 
lain. Tidak seorang pun yang berakal sehat mengatakan cara lain, kecuali
 dia termasuk orang yang buta mata dan pikiran, buta dunia dan buta 
akhirat.
]وَمَنْ كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَى وَأَضَلُّ سَبِيلاً [
Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di 
akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan 
(yang benar). (TQS al-Isra’ [17]: 72)Wahai tentara shiddiqun di dalam pasukan kaum Muslimin:
Tidak adakah di antara Anda orang cerdas yang dengannya para penguasa
 terpaksa memperlakukan Yahudi dengan perlakuan perang riil, lalu ia 
menggerakkan pasukan untuk mencabut entitas ini…?
Tidak adakah di antara Anda seorang yang teguh dan mukmin yang 
mematahkan tongkat para penguasa, sehingga dia menggerakkan legiun dan 
batalyon di dalam jihad yang dicintai Allah dan Rasul-Nya untuk mencabut
 entitas pencaplok ini dari akar-akarnya? Letusan senapan yang 
ditembakkan oleh batalyon ini akan diikuti oleh letusan-letusan dari 
batalyon-batalyon lain tanpa bisa dihentikan oleh penguasa yang zalim 
dan jahat. Begitulah seharusnya orang-orang berlomba kepada kebaikan dan
 kemenangan.
]إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ[
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (TQS Muhammad [47]:7)
Tidak adakah di antara Anda orang cerdas yang mau menolong Allah, 
Rasul-Nya dan hamba-hamba Allah yang berjuang untuk menegakkan 
al-Khilafah. Dengan itu Anda mengembalikan sirah kaum Anshar dan bisa 
menyaksikan kemuliaan dunia dan akhirat. Sehingga Allah memuliakan Anda 
dengan merealisasi berita gembira dari Rasulullah saw dengan tegaknya 
kembali al-Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian melalui 
tangan-tangan Anda. Juga akan terealisasi berita gembira Rasulullah saw 
berupa memerangi Yahudi dan menang atas mereka. Dengan semua itu, Anda 
akan meraih keberhasilan dengan mendapatkan kemuliaan dunia dan akhirat,
 dan berilah kabar gembira kepada orang-orang Mukmin.
Wahai tentara-tentara shidiqun, sungguh Hizbut Tahrir adalah pemberi 
nasihat terpercaya untuk Anda. Allah memiliki tokoh-tokoh yang muncul di
 sendi-sendi sejarah. Maka jadilah bagian dari mereka itu …
Allah, Allah dalam pertolongan untuk tegaknya al-Khilafah, kemuliaan 
Islam, sehingga ada seorang Khalifah yang Anda berperang di belakangnya 
dan berlindung kepadanya…
Allah, Allah dalam mahkota Islam, jihad, sehingga kemenangan atau mati syahid …
Allah, Allah dalam perdagangan yang membebaskan Anda dari azab yang 
pedih dengan mengikuti ucapan yang paling baik dan paling benar, firman 
Allah SWT:
]انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالاً 
وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ 
خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ[
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa
 berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang 
demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (TQS at-Tawbah [9]: 41)3 Muharram 1434 H/17 November 2012 M
Langganan:
Komentar (Atom)



